Riding position
Dari posisi duduk kita awali ulasan kali ini. Honda BeAT FI menawarkan posisi duduk pengendara yang santai. Setangnya paling tinggi bila dibandingan dengan Suzuki Nex FI dan Yamaha Mio J. Udah gitu, joknya lebih rendah dari versi sebelumnya tapi dek pijakan kakinya tinggi. Posisinya jadi lebih rilex dan dirasa sangat pas.
Selain kaki tidak perlu lagi jinjit (untuk tinggi pengendara 165 cm) karena jok sudah lebih rendah, kelebihan lainnya adalah dek pijakan kakinya lebih luas, kaki lebih leluasa bergerak dan bisa meletakan barang lebih banyak nih!
Tapi joknya yang dibuat landai pada bagian samping kanan-kiri membuat bagian jok yang menempel di pantat lebih sedikit, efeknya ketika jalan jauh lumayan bikin pegal heee.. Ditambah lagi, busanya paling keras bila dibandingkan kompetitor.
Desain jok yang lebar dan panjang membuat pantat tidak cepat panas. Sampai pembonceng pun merasakan hal yang sama. Joknya lebar dan empuk sampai ke belakang.
Baik BeAT FI maupun Mio J sama-sama menyediakan footstep buat boncenger. Bedanya Mio J tampil sporty dengan pijakan kaki lipat model alumunium, sedang Honda BeAT FI lebih besar dan dilapis karet. Seharusnya sih yang pakai karet tidak licin, sayang belum dicoba ketika hujan. Pada kondisi kering normal, keduanya sama-sama nyaman untuk pembonceng.
Terakhir adalah Suzuki Nex FI. Bentuknya ramping dan mungil. Posisi duduknya juga tidak terlalu tinggi, masih nyaman dengan jok yang pas lebarnya. Sayangnya dek pijakan kakinya terlalu sempit, ukuran sepatu 42 ke atas dijamin sulit bergerak.
Jarak antara setang dengan jok juga terasa sempit. Buat boncenger, pijakan kaki model dek lebar memang menyenangkan. Kaki pembonceng bisa lebih leluasa atur posisi.
Handling
Suspensi depan Honda BeAT FI cukup oke, jarak mainnya panjang juga bebas dari bunyi-bunyian aneh. Ketika melewati jalanan rusak atau speed trap, enggak bikin tangan pegal.
Tapi yang belakang jelas sekali Honda ingin mengutamakan kenyamanan. Kadang terasa terlalu empuk, terasa mengayun berlebih ketika lewat polisi tidur, tapi ketika boncengan baru deh terasa pas redamannya.
Dengan CBS, sekali tarik rem belakang, maka secara otomatis rem depan juga ikut bekerja. Distribusi pengereman selalu ideal juga mencegah roda belakang terkunci.
Tapi waktu full throttle dan speedometer menunjukan angka 90-100 km/jam, motor terasa goyang. Apalagi kalau jalan yang dilalui tidak terlalu rata, akan makin terasa. Maklum bobotnya enggak sampai 90 kilogram.
Jadi pilih mana? (motorplus-online.com)
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR