Motor yang pertama kali diperkenalkan di Tokyo Motor Show 2011 ini memang tidak dijual resmi oleh PT Astra Honda Motor (AHM). CRF250L ini dari Thailand masuk Indonesia lewat importir umum (IU) Probike. Untungnya Probike yang punya gerai di JL Panjang Arteri Kelapa Dua No. 88A, Kebon Jeruk, Jakarta Barat ini mempersilahkan kami untuk menjajal. Tidak disia-siakan, kencan singkat kurang dari satu hari kami manfaatkan untuk eksplorasi tiap sudut motor ini.
Dari desain, bentuknya sudah bisa dilihat di internet. Memang nampak lebih maskulin bila dibandingkan dengan kompetitornya Yamaha WR250R atau Kawasaki KLX250S. Garis-garis bodinya tidak tajam yang membuatnya sangar, tapi cenderung melengkung dinamis.
Tetap oke kok! Apalagi dari bagian samping punya bentuk mirip CRF 450R versi kompetisi. Kombinasi warnanya juga mirip, cuma dibedakan kelengkapan jalanannya. Head lamp hingga sein dan spion tetap lengkap pada posisinya.
Meski berwujud motor trail, sang desainer tetap menyediakan boks bagasi berukuran kecil. Fungsinya untuk membawa kunci-kunci atau lap dan sarung tangan. Posisinya juga unik, bukan di bawah jok, tapi ada di balik cover bodi samping yang biasanya dijadikan dudukan nomor start. Kalau yang kanan jadi cover knalpot, yang kiri dimanfaatkan menjadi boks.
Duduk di atas joknya, tidak jauh berbeda dengan KLX250S, tetap jangkung. Tapi tenang, untuk rider yang tidak terlalu tinggi, misalnya dengan tinggi badan hanya 165 cm tetap bisa berpijak meski sambil jinjit atau kaki menggantung satu. Pasalnya karakter suspensi yang empuk jadi sedikit ambles saat ada beban, ya cukup memudahkan ketika hendak berpijak ke tanah.
Setelah berjalan, posisi duduknya memang nyaman. Setangnya tinggi yang membuat reflek selalu sigap bisa langsung dirasakan. Jok yang tidak terlalu keras membuat riding jarak jauh masih nyaman. Masih soal jok, ini yang agak membedakan dengan KLX 250S, makin ke belakang makin lebar. Efeknya pantat pembonceng pun bisa lebih nyaman. Posisi berkendara seperti ini benar-benar jadi konsen Honda sehingga cocok untuk sepeda motor dua alam. Jalan di aspal ayuk di tanah pasti bisa.
Di pakai di jalanan aspal, karakter suspensinya juga masih nyaman. Rebound-nya tidak terlalu cepat sehingga tergolong nurut dipakai menikung. Ban semi paculnya juga masih ramah untuk jalanan jenis aspal. Ketika dijajal di tanah bergelombang, paduan sokbraker up side down di depan dan sok belakang tipe pro link mampu meredam jalanan jelek ini.
Menikung kencang juga nyaman, sasis tipe twin tube-nya cukup kaku. Motor tetap stabil saat menikung. Bahkan ketika ban belakang slide, masih bisa dengan mudah dikoreksi arah beloknya. Sedang pengeremannya dirasa mumpuni. Selain pakem, disk brake model bergelombang ini diyakini mampu membuang dengan efektif mengusir kotoran.
Yang istimewa dari motor ini adalah platform mesinnya yang tidak jauh beda dengan Honda CBR 250R. Mesinnya berkode MD38E dan mengusung ruang bakar 249 cc. Karakter over bore-nya sama seperti CBR 250R yang memiliki stroke 55 mm dan diameter piston 76 mm. Mesin ini sudah DOHC dengan 4 klep dan dilengkapi pendingin radiator serta injeksi PGM-Fi.
Saat dibejek, power 23 PS di 8.500 rpm dan torsi 22 Nm pada 7.000 rpm yang dimilikinya terasa smooth. Setelah rpm agak tinggi baru deh terasa responsif. Buat harian, karakter ini memang cocok. Mesin tidak terlalu liar diajak stop and go, jadi lebih santai bawanya. Secara keseluruhan, mesinnya juga halus. Getaran minim juga pindah giginya empuk. Perpindahan giginya juga presisi.
Smooth dan nyaman, cocok untuk harian! (motorplus-online.com)
Probike : 021-5303249 / 5347412
Untuk melihat videonya klik di sini
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR