Desain
Secara desain, memory pasti sudah langsung tertuju pada Bajaj Pulsar 180. Yup, desainnya mirip banget! Bukan cuma mirip tapi sasis dan kaki-kakinya, mulai dari suspensi depan belakang hingga perangkat pengereman depan sama persis.
Begitu juga dengan cover bodinya, dari tanki sampai buntut sama saja. Bedanya hanya pada bentuk cover head lamp. Pulsar 220 sudah pakai fairing semi telanjang. Head lampnya ditata bergaya motor Eropa, dua lampu dipasang atas-bawah. Yang bawah sudah mengadopsi projector lamp.
Fairing ini membuat head lamp tidak ikut belok mengikuti arah stang. So, keren mana dengan Pulsar 180 yang masih menggunakan cover head lamp biasa? Silahkan nilai sendiri.
Hampir tak ada fitur istimewa pada Pulsar 220. Mesin masih satu platfom dengan Pulsar 180 dan 200. Tetap mengandalkan teknologi dua busi DTSi (Digital Twin Spark Ignition).
Bajaj 220 juga sudah mengadopsi temperature based ignition mapping yang mengatur waktu pembakaran sesuai suhu, jadi lebih mudah dihidupkan dalam kondisi apapun. Selebihnya paling sekedar aplikasi oil cooler untuk mereduksi panas pada mesin dan penambahan disk brake belakang.
Handling
Sudah pernah menjajal Pulsar 180? Kalau sudah pernah, dipastikan tidak akan kagok mengendarai Pulsar 220. Sasis dan desain bodi yang sama membuat segitiga ergonomi (stang, jok dan pijakan kaki) kedua motor ini sama persis.
Duduk di atas jok hingga menjangkau stang jepit Pulsar 220 persis seperti menunggangi Pulsar 180. Lalu bagaimana handlingya? Bila melihat bentuk dan membaca spesifikasi suspensi depan-belakang yang sama persis Bajaj 180, pasti tidak akan jauh berbeda.
Dan, benar! Dijajal mengitari sirkuit Sentul hingga 6 lap, Pulsar 220 sama stabilnya dengan sang adik. Suspensinya mantap meski menikung di kecepatan tinggi, bahkan saat melibas beberapa tikungan di sirkuit Sentul yang bumpy dan terdapat tambalan.
Dipakai jalan santai pun tetap nyaman. Selain posisi duduknya yang tak terlalu menunduk, suspensinya pun mampu meredam getaran dan jalan bergelombang dengan baik.
Basic mesin Pulsar 220, 200 dan 180 sama. Tapi tentunya ada banyak perbedaan. Pada tulisan sebelumnya sudah dibahas beberapa perbedaan mesin pada ke-tiga motor India ini.
PT Bajaj Auto Indonesia mengklaim power Pulsar 220 paling besar dikelasnya, mencapai 21,2 dk! Angka ini lebih besar dari klaim Yamaha terhadap Yamaha Scorpio-nya yang hanya 18,3 dk.
Saat dijajal, akselerasinya tidak terlalu galak malah cenderung halus. Tapi tenaganya tetap "ngisi" hingga 10.000 rpm dimana ada limiter yang membatasi putaran mesin. Idealnya sih pindah gigi di 8000-9000 rpm, agar tetap sambung-menyambung nafasnya.
Sayangnya gigi lima yang katanya diunggulkan untuk meraih kecepatan tinggi malah terasa terlalu panjang. Dari gigi empat ke lima malah terasa ngedrop, putaran mesin turun dan butuh lintasan panjang untuk mencapai top speed.
Di lintasan lurus Sentul, hanya mampu 136 km/jam, tapi kalau lebih panjang lagi pasti bisa tembus lebih 140 km/jam. (motorplus-online.com)
Editor | : | Billy |
KOMENTAR