OTOMOTIFNET – Ups, agak telat sih… membeberkan performa bebek matik pertama di Indonesia, Honda Revo Techno AT.
Tapi gak papa, justru dengan waktu yang lebih panjang, OTOMOTIFNET bisa eksplorasi lebih banyak tentang keunggulan dan kekurangannya.
Dan yang harus dipahami secara mendasar adalah, Honda Revo Techno AT ini mengusung konsep “bebek-matik.”
Bebek yang dibuat matik, bukan sebaliknya. Honda sengaja mendesain segala keunggulan, fitur dan pengoperasian sepeda motor jenis bebek dengan teknologi transmisi automatic.
Mau tahu plus minusnya konsep ini? Baca terus!
Desain (***)
Diawali dari desain, penampilannya layak jadi Revo paling mewah dikeluarga Honda Revo 110cc.
Desain body bagian depan sama persis dengan Revo DX, varian Honda Revo manual yang paling tinggi.
Tapi yang ini sengaja dibuat lebih mewah lagi. Terlihat simpel dengan warna polos dan logo Revo AT bernuasa kroom.
Pilihan warnanya juga asik, ada merah, hitam dan ungu tua. Makin mewah bila lampu senja di cover body depan dinyalakan.
Sayangnya tarikan garis desain di cover body belakang samping kanan-dan kirinya yang kaku dan terlihat datar, justru membuat penampilan terlihat jadul. Jadi inget jamannya Yamaha Alfa dan Champ yang muncul di tahun 90an.
Fitur dan Teknologi (*****)
Urusan yang satu ini, boleh diacungi jempol. Transmisi CV Matik nya jadi CVT (Continuous Variable Transmission) pertama diaplikasikan pada sepeda motor jenis bebek di Indonesia.
Perkara merek lain juga punya teknologi yang sama, tapi kan belum sampai ke tanah air.
Menyiasati agar mesin bertransmisi automatic lebih hemat bahan bakar, PT Astra Honda Motor (AHM) memilih menerapkan teknologi injeksi bahan bakar PGM-Fi.
PGM-Fi yang dipakai pun sudah generasi ketiga, setara dengan Honda PCX dan lebih canggih dari yang dipakai Supra X 125 PGM-F1.
Beda dengan generasi sebelumnya adalah, kini sudah dilengkapi dengan sensor gas buang atau O2 sensor. Terpasang di head deket lubang buang. Dan tidak ada lagi penyetel udara, semua sudah otomatis diatur oleh Electronic Control Unit (ECU).
Sedang fitur keselamatannya pun cukup lengkap. Mulai dari standar samping yang otomatis mematikan mesin saat dibuka. Mesin juga tak bisa hidup tanpa menarik tuas rem depan.
Dan parking brake lock juga tetap ada dengan pengoperasian yang sedikit berbeda.
Jika skutik ada di tuas rem belakang, yang ini berbentuk tombol. Untuk mengaktifkannya injak rem belakang lalu tarik tombolnya.
Performa (***)
Sebelum melakukan pengetesan, sengaja bahan bakar dipilih pertamax (oktan 92). Meskipun sebenarnya, Honda tetap merekomendasi penggunaan premium.
Nah, menjadi kagok saat menyalakan mesinnya dengan kick starter, posisinya ada di kiri. Perlu sedikit adaptasi untuk para penunggang bebek. Untung ringan karena sudah dilengkapi dekompresi.
Saat mulai memelintir gas, baru ketahuan kalau putaran mesin yang dibutuhkan untuk membuat Revo AT berjalan tak setinggi skutik yang umumnya diatas 2000 rpm.
Revo AT paling hanya butuh sekitar 1.800 - 2.000 rpm, hal ini pasti ada hubungannya dengan konsumsi bahan bakar. Nanti kita buktikan.
Dites oleh tester berbobot 77 kg dan tinggi 178 cm. Akselerasi di putaran bawah dari kecepatan 10 - 60 km/jam terasa kurang responsif.
Yang pasti tak seresponsif bila dibandingkan dengan bebek 110cc bertransmisi manual. Terbukti ketika diukur menggunakan Race Logic buatan Inggris.
Untuk menempuh kecepatan 0 - 60 km/jam butuh waktu 9 detik.
Mungkin ini karakter transmisi matik bila diterapkan di bebek. Selain pakai CVT, tenaga juga terbuang karena masih ada transfer menggunakan rantai ke roda.
Tapi selepas 60 km/jam ke atas, tarikannya lumayan enteng. Meski untuk mencapai 80 km/jam butuh waktu 20,9 detik. Top speednya pun hanya mentok di angka 100 km/jam.
Nah, dari data ini bisa jadi masukan buat adaptasi pengendara nantinya. Meski konsepnya tetap mempertahankan operasional layaknya bebek, tapi jangan samakan performanya dengan bebek manual.
Misalnya saat hendak menyalip kendaraan lain, bebek manual bisa kick down dengan menurunkan gigi untuk mempercepat akselerasi, pada Revo AT hal ini tidak bisa dilakukan.
Test Akselerasi:
0 - 60 km/jam : 9,0 detik
0 - 80 km/jam : 20,9 detik
Top speed : 100 km/jam
Handling (****)
Posisi duduk bebek dengan dimensi P x L x T : 1.963 x 712 x 1.077 mm ini sama persis dengan Honda Revo manual, bahkan joknya lebih nyaman dengan busa tebal.
Karena berpegang pada kemudahan operasional layaknya bebek, awalnya lansung terbayang kemudahan berkendara. Tapi nyatanya perlu adaptasi sebelum berkendara.
Tuas presneling di foot step sebelah kiri tiba-tiba hilang, dan bikin kagok. Kaki kiri hanya bersandar di foot step berbentuk bulat.
Awalnya akan terasa kurang nyaman, tapi setelah beradaptasi lama kelamaan juga akan terasa lebih bersahabat.
Selain itu posisi tuas kick starter yang terlalu dekat dengan foot step membuatnya menempel ke betis saat berkendara. Tuas kick starter yang tidak dibungkus karet pada ujungnya, terasa keras di betis. Kaki kiri mau enggak mau harus jadi lebih keluar.
Meski begitu, bila sudah terbiasa akan merasakan handling yang nyaman layaknya bebek. Suspensinya empuk dan mampu meredam getaran dengan baik. Revo AT terasa lebih nyaman karena menggunakan ban berdiameter 17 inci. Dipakai menikung dan bermanuver di kemacetan juga bisa dilakukan dengan mantap.
Konsumsi Bahan Bakar (*****)
Diuji pada sore hari dalam lalu-lintas Jakarta yang macet, sehingga kerap melakukan stop and go. Revo AT tetap irit dengan konsumsi bahan bakar 42 km/liter.
Konsumsi bahan bakar ini tergolong irit menempuh jarak 35 km yang ditempuh dalam waktu 1,5 jam karena macet. Kalau enggak macet bisa dipastikan akan jauh lebih irit.
Terbukti saat dites dijalanan normal sambil berboncengan (bobot pembonceng 90 kg) didapat konsumsi bahan bakar yang lebih irit. Yaitu 53 km untuk 1 liter. Tes konsumsi bahan bakar ini dilakukan dengan cara berkendara normal, gas dibuka halus dengan kecepatan tak lebih dari 70 km/jam.
Bahan bakar : Pertamax
Konsumsi BBM sendiri (dalam kota, macet) : 42 km/liter
Konsumsi BBM boncengan (bebas hambatan) : 53 km/liter
Harga (***)
Dijual dengan harga Rp 15,8 on the road Jakarta, Revo AT terbilang mahal untuk ukuran bebek 110cc. Bandingkan dengan varian Revo termahal, tipe DX saja hanya dijual Rp 13,8 juta. Meski sebenarnya teknologi trendsetter CV Matic dan injeksi bahan bakar PGM-Fi generasi 3 pantas di bayar mahal.
Spesifikasi :
Panjang X lebar X tinggi : 1.963 x 712 x 1.077 mm
Jarak Sumbu Roda : 1252 mm
Jarak terendah ke tanah : 136 mm
Berat kosong : 107 kg
Tipe rangka : Tulang punggung
Tipe suspensi depan : Teleskopik
Tipe suspensi belakang : Lengan ayun dengan sokbreker ganda
Ukuran ban depan : 70/90 - 17 M/C 38P
Ukuran ban belakang : 80/90 - 17 M/C 44P
Rem depan : Cakram hidrolik, dengan piston tunggal
Rem belakang : Tromol
Kapasitas tangki bahan bakar : 3,7 lt
Tipe mesin : 4 langkah, SOHC, pendinginan udara
Diameter x langkah : 50 x 55,6 mm
Volume langkah : 109,1 cc
Perbandingan Kompresi : 9,0 : 1
Daya Maksimum : 7,68 PS/8000 rpm
Torsi Maksimum : 0,81 kgf.m/5000 rpm
Kapasitas Minyak Pelumas Mesin : 1,0 liter pada penggantian periodik
Kopling Otomatis : Sentrifugal, tipe basah
Gigi Transmsi : CV-Matic
Pola Pengoperan Gigi : Automatic
Starter : Pedal dan Elektrik
Aki : MF 12 V - 3 Ah
Busi : ND U20EPR9S, NGK CPR6EA-9S
Sistem Pengapian : Full Transisterized Battery
Penulis/Foto:Popo
Editor | : | Editor |
KOMENTAR