OTOMOTIFNET - Selain knalpot freeflow, CDI racing jadi part paling diburu biker. Terutama buat mereka yang doyan tunggangan berperforma. Bahkan beberapa pemakai CDI racing ada yang bilang, peranti itu tidak hanya meningkatan performa, motor juga jadi tidak terlalu doyan mampir pompa bensin.
“Dua efek penggunaan CDI racing itu memang akan terjadi secara bersamaan. Pasalnya dengan sistem pengapian yang sudah lebih disempurnakan dari CDI bawaan pabrik, maka pembakaran di dalam ruang bakar jadi lebih sempurna,” ujar Joko Sutopo, mekanik bengkel Padepokan Enduro Matic di Jl. M. Yusuf Raya, Depok.
Wah kalau memang pembakaran jadi lebih sempurna, maka gas buang yang dihasilkan jadi lebih ramah lingkungan dong? Ketimbang penasaran, coba dijajal yuk.
Untuk mendapatkan hasil pengujian, dipilih salah satu CDI racing buatan lokal, BRT tipe Neo Hyperband. Motor yang dipakai buat pengetesan, Suzuki Shogun 125 keluaran 2008 yang diisi bahan bakar Premium.
Alat pengetesan, digunakan alat pengukur gas buang merek Brain Bee AGS-688, milik Amiaw Motor Sport (AMS) di kawasan Kebon Jeruk, Jakbar.
Cara tes pakai alat ini, dengan memasukkan langsung slang pengujian pada lubang knalpot. “Proses pengetesan tidak lebih dari 5 menit, dengan mesin motor dalam kondisi idle alias langsam,” tutur Angian, mekanik di bengkel AMS.
Agar dapat hasil perbandingan yang sesuai, maka pengetesan dilakukan dalam 2 tahapan. Pertama dilakukan pada Shogun 125 yang masih pakai CDI bawaan pabrik. Pengetesan selanjutnya, CDI bawaan pabrik diganti racing merek BRT.
Masih pakai CDI standar | Co turun tipis setelah pakai CDI aftermarket |
Penasaran hasilnya? Saat Shogun 125 masih pakai CDI bawaan lahirnya, proses pembakaran dalam kondisi putaran mesin langsam menghasilkan kandungan CO 0,25% dan HC 699 ppm.
Sementara ketika pemakaian CDI diubah pakai CDI Racing BRT Hyperband, dalam gas buang sisa pembakaran dalam ruang bakar Shogun 125 terdapat muatan CO 0,20% dan HC 979 ppm.
Kesimpulan
Dari hasil yang keluar dari gas analyzer, saat pakai CDI BRT kadar CO terkoreksi tipis (dari 0,25% jadi 0,20%). Namun koreksi tersebut tidak diikuti angka hasil tes pada HC yang menjadi 979 ppm dari 699 ppm.
“Dari angka-angka itu menunjukkan pakai CDI racing, gas buang jadi lebih ramah lingkungan. Namun, pada saat mesin idle penggunaan part tersebut malah bikin uap bensin ada yang tidak terbakar,” terang Angian.
Masih kata pria ramah ini, penggunaan CDI racing membuat terasa lebih responsif alias enteng dibanding bila pakai CDI bawaan pabrik.
Penulis/Foto: Oct / Octa
Editor | : | Editor |
KOMENTAR