“QS ini biasa dipakai buat balap motor, seperti di MotoGP. Bisa juga diterapkan ke tunggangan harian dan sudah banyak yang pakai, kok!” papar Angga Kurniawan, owner Anjany Racing (AR), daerah Kelapa Dua, Jakbar. Maca sih?
Yoi! Fungsi QS tersebut, untuk membantu akselerasi lebih cepat saat memindahkan gigi atau persneling. Maksudnya, dengan memasukkan gigi tanpa harus menarik tuas kopling alias langsung congkel aja. Jadi, tangan gak cepat capek saat kondisi jalan padat merayap.
Salah satunya, label Dynojet Quickshifter (DQ) yang paling banyak diterapkan ke besutan lokal, baik karbu dan injeksi. Part DQ terdapat dua tipe, stand alone buat motor karbu dan tunggangan injeksi yang sudah pakai Power Commander V, cukup tebus sensor QS.
Sensor yang ada di tuas persneling berfungsi untuk mengirimkan sinyal ke modul. Selanjutnya, sinyal tersebut diolah untuk mematikan pengapian sesaat sehingga proses perpindahan gigi bisa berlangsung dengan lembut tanpa terjadi miss gear.
“DQ terkoneksi ECU dan kerjanya sama saja. Di ECU bisa dilakukan seting sensitifitasnya melalui komputer. Sementara stand alone tersedia 3 klik sensitifnya. Buat perpindahan gigi bisa di setel dari 3.000 rpm ke atas melalui software Power Commander V ,” jelas Angga, yang sudah menerapkan ke motor balapnya.
Komponen aftermarket ini bisa diaplikasikan ke Kawasaki Ninja 250R, Yamaha YZF-R25, Honda CBR 250R dan CBR 1000RR. Sedang harga DQ dimulai Rp 4,8 juta sampai Rp 5,8 juta dan untuk sensornya Rp 2,750 ribu. Mau? • (otomotifnet.com)
Untuk tipe stand alone terdapat modul
Perpindahan gigi tidak perlu menarik tuas kopling dan langsung congkel aja!
Sensor terdapat sebuah kabel untuk mengirim sinyal ke ECU atau piggyback
Buat besutan injeksi dan sudah aplikasi PCV cukup menebus sensor dan rod atau stick sensor
Anjany Racing 021 53679239
Editor | : | Otomotifnet |
KOMENTAR