Kini hampir semua ATPM mengklaim 80 sampai 90 persen komponennya buatan Indonesia. Artinya, cuma sedikit sekali yang masih impor.
"Meski sudah banyak part lokalnya, tapi bahan bakunya kan masih impor," buka Sigit Kumala, Ketua Bidang Komersil Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI).
"Seperti busi, beberapa komponen untuk membuat busi masih harus didatangkan dari luar. Belum lagi plastik, bukan hanya karena USD, saat harga minyak dunia bergejolak, harganya bisa ikut naik juga," rincinya. Jadi peningkatan harga sudah terjadi pada vendor-vendor yang mensuplai part sebelum dirakit.
Ketika ditanya sampai kapan industri sepeda motor di Indonesia dapat bertahan terhadap tekanan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar, Sigit mengembalikan pada kekuatan masing-masing perusahaan untuk menahan kenaikan harga jual. Baik ATPM maupun vendor komponen.
"Kalau motor-motor CBU sudah pasti naik harga. Bisa jadi lebih cepat ketimbang motor yang dirakit di Indonesia," tambah pria ramah ini. Jadi, lebih baik beli motor sekarang dong! Sebelum naik harga? "Ya, bisa jadi memang begitu," tutur Sigit Kumala.
Editor | : | billy |
KOMENTAR