Jakarta – Beda karakter! Itulah impresi yang dirasakan peserta Community Riding Experience - CORE yang digelar pada Jumat (6/6) malam mengenai riding position dari All New Honda CBR, Yamaha R25, Kawasaki Ninja 250 FI dan Kawasaki Ninja RR Mono.
Kawasaki Ninja RR Mono
No credit
No caption
"Nungging abis!" seru Anggi Wirza dari Honda Supra 125 X Kaskus kala mengomentari riding position Ninja RR Mono. Menurutnya, karakter tersebut mewakili nuansa racing yang diusungnya. "Sayangnya, posisi tersebut mengundang konsekuensi, badan bakal pegal jika terlalu lama menungganginya," bebernya.
Buat wakil Ceberus, Adikrisna Riedho dimensi kompak dan bobot paling ringan membuat Ninja RR Mono menawarkan handling yang baik. "Tapi saya pribadi, kelebihan Ninja RR Mono ada pada konfigurasi setang under yoke (setang di bawah segitiga atas). Sehingga riding position yang racy membawa nilai lebih ketimbang sport bike 250cc lainnya."
Kawasaki Ninja 250FI
No credit
No caption
"Riding position nyaman. Buat perjalanan jauh pun nggak bikin pegal. Tapi kalau macet kayaknya cukup merepotkan karena bobotnya yang berat,"ujar Ansory Mikam, dari komunitas Suzuki Matic Kaskus.
Bobot Ninja 250FI yang berat (172 kg) juga menjadi salah satu poin yang diutarakan Jalu dari C3. "Stabil, tapi cukup berat dibanding kontestan lain."
Honda All New CBR 250R
No credit
No caption
Kelebihan desain sport touring yang ditawarkan Honda All New CBR 250R membuat posisi duduk pengguna harian terbilang mumpuni. "Daily use atau pemakaian jarak jauh oke. Sebab All New CBR 250R mempunyai riding position yang santai layaknya motor touring, meskipun berbalut bodi sport bike," urai Agus Wicaksono dari Nitro.
Sedangkan bagi Anggi Wirza, All New CBR 250R memiliki handling dan riding position yang memanjakan pengguna harian. "Handling dan riding position cocok untuk penggunaan dalam kota maupun diajak berjalan keluar kota. Karena tak membuat pengendara mudah lelah."
Yamaha R25
“Ergonomic pengendara tegak, excellent untuk digunakan sebagai kendaran perkotaan harian serta untuk touring. Pengendara dengan tinggi yang lebih rendah akan bisa mengendarai R25 dengan lebih mudah, ASEAN banget. Tapi suspensi terasa sedikit lebih empuk,” urai Arantan Seranto dari komunitas KTM Duke, Indoc.
Meski nyaman buat harian tapi beberapa anggota klub juga menemukan kelemahannya, yakni suspensi belakang yang kelewat empuk dan riding position yang kurang bersensasi balap.
Begitu pula yang dirasakan Ibrahim Maulana dari klub C3, “Riding position kurang racy. Meskipun handling boleh dibilang paling mantap di kelasnya, tapi masih kurang rigid.”
Sedangkan Adikrisna Riedho menyatakan jika suspensi R25 kurang stiff sehingga sedikit bumpy. “Tapi handlingnya baik sehingga hal ini bukan menjadi concern yang sangat perlu diperhatikan.”
(motor.otomotifnet.com)
KOMENTAR