Kepentok enggak bisa turun balap, bukan akhir segalanya. Selesai dimodifikasi, tampilannya kini malah lebih kece
Jakarta - Waktu beli 2009 lalu, Fransiskus Winata ingin mengikuti perlombaan slalom. Makanya, dipilih versi transmisi manual. Namun setelah beberapa lama latihan slalom, ternyata ada kendala. “Savvy memiliki bobot bodi yang berat dan susah diajak ngepot. Jadinya gagal deh main slalom,” ujar Frans.
Mesin terlihat standar, cuma pasang Dastek Unichip tipe Q+
Tak ingin terpuruk lama, Frans langsung memutar otak untuk mengalihkan kegagalan tersebut. “Akhirnya gue memutuskan ganti konsep jadi single tuner enthusiast,” tambah pria ramah tersebut. Acuannya, apalagi kalau bukan R3, Savvy versi Malaysia.
Setir menggunakan merek Sparco model three spoke
Dulu enak, masih tersedia di dealer resmi Proton. “Kendala paling susah saat mencari spoiler belakang R3 dan tow hook,” tutur anggota Savvieri ini. Tow hook akhirnya berhasil didapat dari Taiwan, dengan cara memesan online. Sementara spoiler belakang, Frans memesan langsung dari showroom Proton di Malaysia.
Totalitas di interior. sampai ke pedal dan karpet menggunakan milik R3
Masih teringat impian membangun mobil balap, Frans rela mengeluarkan budget lebih untuk membeli lowering springs R3, strutbar depan 4 titik, rear underbrace dan strutbar sasis tengah. Alhasil, Savvy miliknya jadi lebih rigid dan stabil.
Perpaduan bodykit asli R3 pelek Enkei RPF1 asli Jepang Terlihat sangat serasi
Serunya, saat masuk ke kabin hatchback ini serasa naik mobil baru sob! Suasana interior yang bersih dan terawat, Frans hanya melengkapi pernak-pernik milik R3 yang meliputi karpet dasar, pedal set, setir Sparco dan shift light Pivot.
Tombol start memakai kepunyaan Proton Satria Neo R3
PLus:
- Totalitas ubahan di bodi jadi R3 komplet
Minus:
- Mesin masih bisa ditingkatkan lagi
Editor | : | Otomotifnet |
KOMENTAR