No credit
No caption
Keduanya baru kenal karena OTOMOTIF. Ternyata, keduanya punya benang merah yang sama saat berdiskusi soal besutan masing-masing
Jakarta - Yogi SiR, pemilik E36 kelir silver dan Ramadhan Primanda, pemilik E36 warna merah ini punya kesamaan saat memilih untuk meningkatkan performa mesin dengan cara stroke-up. Namun keduanya mempunyai tujuan yang sedikit berbeda, Rama senang ngebut dan tidak terlalu memperdulikan konsumsi BBM, sementara Yogi tetap ingin konsumsi BBM yang wajar. Memang bisa sudah di-stroke up konsumsi BBM masih wajar?
No credit
No caption
Yang jadi benang merah ada di ruang mesin. Keduanya sama-sama memakai -stroke-up kit dari saudaranya, E39 hanya beda kapasitas
“Bisa! Konsumsi BBM gue 1 liter untuk 10 km dengan eco drive,” ujar Yogi. Sementara sehari-hari, konsumsi BBM Rama sekitar 1 liter untuk 8 km. Dimulai dengan Rama. “Sebenarnya saya beli karena sudah di-stroke- up oleh pemilik sebelumnya, saya pikir dengan harga yang ditawarkan worthed lah,” ujar Rama lagi. Aslinya berkapasitas 2.300 cc. Dengan stroke- up kit dari BMW 530i E39, kapasitasnya langsung terdongkrak jadi 3.000 cc.
No credit
No caption
Kelir merah E36 Rama menyambung ke interior, dari jok sampai trim pintu
“Yang diganti itu kruk as, piston, dan camshaft,” ucap pemuda ramah ini. Oh iya, ia juga mengganti knalpotnya dengan keluaran Eisenmann. Rama mengaku pernah mencapai 190 km/jam. “Cuma saya yang kurang pede, ngeri! Hahaha,” ujarnya sambil tergelak.Beralih ke Yogi. “BMW ini adalah pengalaman pertama gue dengan mobil Eropa, ternyata main mobil Eropa itu lebih enak dan lebih murah ya!” seru Yogi. “Gue hanya menghabiskan sekitar Rp 25 juta, langsung jadi 2.800 cc mesin gue, hahaha,” gelak pemukim kawasan Jaktim ini.
No credit
No caption
BMW E36 Rama punya wing lansiran LTW agar lebih sporty
Hebatnya. “Meski sudah stroke up, konsumsi bensin gue masih irit, 1 liter untuk 10 km dengan eco driving. Padahal eco driving gue ya sekitar 80-100 km/jam di tol,” tukas Yogi. Kok bisa? “Klep, piston, dan setang pistonnya di-custom lagi,” bilangnya.Bahkan knalpot pun dibiarkan standar. “Kata mekaniknya, kalau masih mau nguber konsumsi BBM, knalpot biarin standar,” jelas Yogi lagi. Stroke up kit-nya juga sama dengan Rama, hanya saja ia pakai kit milik 528i E39.
No credit
No caption
Sama-sama 17 inci, pelek Rama keluaran Alfa Prestige sementara Yogi pilih Remotec dengan lebar rata
Oh iya, ada bedanya lagi antara Rama dan Yogi, E36 Rama bertransmisi manual sementara Yogi otomatis. “Kalau punya Yogi bertransmisi manual, mungkin lebih gila lagi ya tarikannya,” komentar Rama ketika mencoba mobilnya Yogi. “Tadinya memang gue mau stroke up ke 3.000 cc. Tapi kata montir gue takut matiknya selip, enggak kuat,” timpal Yogi. Enak juga ya ternyata ‘main-main’ dengan E36! •(otomotifnet.com)
Tampilan belakang tak banyak berubah, hanya muffler tip untuk menambah kesan sporty
Data Modifikasi
BMW 323i M/T 1996, RamaStroke up ke 3.000 cc pakai kit 530i E39, kruk as, piston, dan camshaft. Knalpot Eisenmann,
pelek Alfa Prestige 17 inci x 7,5 inci, ban Accelera Alpha 205/40R17 dan Achilles ATR Sport 205/40R17,
per custom, wing LTW untuk E36 M3, spion M3 GTS. Sil plate, brake lever, dan shift knob M3.
BMW 323i A/T 1997, Yogi SiR
Stroke up kit 528i E39, custom klep, piston dan setang piston, pelek Remotec 17x9 inci rata,
ban Falken Ziex 205/45R17, per custom, arm rest BMW M3, spoiler bagasi
KOMENTAR