Tentu, untuk bertempur di kelas modifikasi bebas tersebut, tak akan mampu jika hanya berbekal Brio standar dengan penggantian suspensi saja. Roy Tanga, ayah Mario memutuskan melakukan modifikasi total namun secara bertahap. Komponen dari ‘kakaknya’, New Jazz yang dipercaya.
"Kita putuskan pakai mesin Honda Jazz saja. Tenaganya meningkat dengan modifikasi tak banyak," sebutnya. Bengkel Whooosaaahhh Tuning di bilangan Matraman, Jaktim pun diminta bantuan.
"Enaknya, basis mesin sama seperti Brio, hanya beda tinggi saja. Jadi tidak ada kesulitan memasukkan mesin ini," ungkap Arce Meyer, pemilik bengkel yang juga menjadi otak modifikasi.
Meski demikian, namun tenaga sudah pasti meningkat. Kini, mesin tersebut mencatat tenaga sebesar kira-kira 163 dk, terukur di flywheel. Melonjak jauh dari kondisi standar Brio, yang menurut brosur mencatat angka 100 dk.
Bermodal mesin kencang tentu tidak cukup. Mobil yang membawa nama Total GT Radial Slalom Team ini tentu harus memodifikasi sokbreker serta rem.
Suspensi keluaran HKS Hypermax dipercaya mengisi kolong sepatbor. Sokbreker ini milik New Jazz, namun dengan sedikit modifikasi.
Sementara itu untuk rem, termasuk banyak pekerjaan yang dilakukan. Pada roda depan, cakram rem standar Brio digusur. Alasannya karena terlalu kecil, sehingga proses pengereman tak sesuai.
Roda belakang juga dilakukan modifikasi. Rem teromol standar Brio sudah pasti tak terpakai. Sekalian cakram punya New Jazz yang terpasang. Namun, masih belum cukup untuk ‘membuang' bodi belakang belakang.
Solusinya, Arce mengubah konstruksi rem tangan. Sistem kabel dijadikannya sistem hidrolis. Sedangkan kaliper, pakai milik Suzuki Carry. Jadi, pada cakram belakang terdapat 2 kaliper. Unit yang kecil milik standar Brio sedang yang besar milik Carry.
Berbekal paduan dan sinergi komponen kakak-beradik ini, Roy dan Arce mengharapkan Mario mampu berkiprah maksimal. Ditunggu nih hasilnya di kejuaraan nasional slalom yang tak lama lagi bergulir. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR