Risang Dewanata, sang pemilik sengaja membuat E39 berkelir abu-abu 'bulu monyet' itu bergaya sporty sekaligus memadukan unsur elegan sebuah E39 yang berbadan bongsor.
Sekian tahun tak mendengar kabar, mobil ini ternyata telah berpindah tangan ke seorang teman yang memang doyan mobil bongsor. Yunan yang juga pemilik Nayunda Autocare di bilangan Ciganjur, Jaksel, merombak tampilan E39 menjadi besutan gahar khas speedgoers.
Tak hanya memanjakan kaki-kaki dan eksterior, Yunan malah ikut merombak mesin 6 silinder berkapasitas 2.800 cc bawaan mobil. “Udah bongsor dan pakai pelek gede, kalo mesin enggak dioprek pasti larinya boyo,” ujar Yunan.
Bisa dibayangkan usaha yang dilakukan Yunan untuk mengubah tampilan mobil, mengingat E39 eks-Risang sebenarnya bukan besutan yang masih bahan atau belum jadi. Sebaliknya, mobil yang sudah tinggal pakai.
Pengerjaan bodi yang memakan waktu cukup lama, dibarengi Yunan dengan mengumpulkan aksesori beraksen sport seperti panel carbon fibre, exhaust tips dan parts pendukung mesin. Maklum, barang performa untuk sedan keluaran BMW ini pastinya tak semudah parts Honda atau Toyota.
Uniknya lagi, BBS CH-R yang aslinya berkelir silver dengan bibir pelek bernuansa polished, dibuat menjadi hitam legam memakai stiker Oracle. “Warnanya hitam dengan aksen sedikit ngedof tapi mudah dibersihkan,” jelas pakar perawatan mobil ini.
Mobil yang sudah enak dilihat mata ini, lantas membuatnya semakin semangat untuk merampungkan. Tinggal sedikit lagi modifikasi pada bagian kaki-kaki dan kelar sudah. Yakni memasangkan strut-bar aluminium AC-Schnitzer yang melintang dari dudukan support sokbreker kanan dan kiri depan.
MESIN BORED-UP
Kepala silinder yang full aluminium juga kena porting dan polishing untuk melancarkan flow bahan bakar. “Karena 6 silinder, pengerjaan jadi lama nih,” kekeh Yunan. Tak hanya kepala silinder, saluran gas buang pun dibenahi.
Exhaust system juga diubah layaknya BMW seri 5 bermesin V8. Pipa knalpot belakang dibuang ke kiri dan kanan yang kemudian berujung sepasang exhaust tip DFK yang masih asli Jerman. Muffler pun tak bisa lagi pakai orisinal pabrik sehingga diganti tabung free flow berbahan stainless steel.
Tak sampai disitu, sistem komputer untuk memasok bahan bakar juga dibenahi. Agar debit bahan bakar lebih kaya untuk meningkatkan akselerasi, ECU (electronic control unit) asli E39 diganti dengan versi M5. “Kenceng, Bro...bensinnya!” kekeh Yunan.
Apalagi setelah air filter bawaan pabrik diganti dengan model open filter jenis pod keluaran K&N. Semakin besar flow udara yang masuk ke ruang bakar, semakin lancar pula debit bahan bakar yang dipasok dari 6 buah injector.
Karena kebanyakan pekerjaan yang tersisa seperti mesin dan knalpot harus bergantung kepada orang lain, Yunan tak mau tinggal diam dengan mengerjakan bagian eksterior seperti memasangkan panel-panel carbon fiber.
Mulai dari dari jenggot bumper depan yang sudah ganti versi M-Technic, ring fog lamp, kaca spion M5 carbon fiber hingga tiang pintu pilar B ikut diselimuti carbon fiber. “Paling unik adalah panel logo BMW yang notabene gril di kap mesin yang juga berbahan carbon fiber,” bisik pria berambut ikal ini.
Bicara kap mesin, ada sedikit kejanggalan pada ujung belakang kap mesin dekat windshield. Lazimnya kap mesin seri 5 E39 yang polos, tidak halnya dengan kap mesin E39 merah milik Yunan. Pada bagian ujung belakang kap mesin terdapat lubang kisi-kisi (diffuser) yang aslinya milik BMW seri 7.
Secara fungsi barangkali tidak ada. “Pemasangan diffuser sebenarnya sebagai pemanis karena kap mesin yang lebar tadi biar tak melulu merah, melainkan ada kombinasi warna hitam dari diffuser,” papar Risang yang diam-diam mengikuti perkembangan mobil ini.
Selebihnya, Yunan memasangkan embelm M-Technic pada bagian door lock, kap mesin dan kap bagasi serta pada list samping. Sementara untuk interior, tak banyak ubahan berarti karena Yunan masih suka dengan setting Alpina peninggalan dari Risang. “Tinggal beresin kulit jok yang sudah mulai belel,” ungkapnya lagi.
(mobil.otomotifnet.com)
Tampang Lama
Dibandingkan dengan tampang yang sekarang, E39 racikan Risang lebih mengedepankan aksen elegan tetapi bukan beraliran VIP. “BMW itu identik dengan sport car, jadi kalau mau elegan tetap harus sporty,” jelas Risang disela-sela pemotretan E39 'Red Legend'.
Tak heran bila pelek 20 inci dan suspension kit jadi menu utama selain dari Alpina package yang meliputi interior dan eksterior parts. “Namanya juga selera, bisa saja berbeda setiap orang selama hasil akhirnya masih cakep,” papar Risang.
Editor | : | billy |
KOMENTAR