Alhasil, ia pun harus memutar otak untuk mendapatkan referensi agar ia tak salah arah menentukan aliran modifikasi mobil tangan pertamanya ini. “Yang pasti, selain tampil beda masih harus bisa dipakai harian,” tegasnya.
Karena memegang prinsip itulah, tahap awal yang dilakukan pada mobilnya ini adalah mengganti pelek aslinya yang hanya berukuran 14 inci.
Agar tampilannya semakin elegan tanpa menyalahi kodratnya sebagai dream car back to 90s yakni memasang pelek BBS 3-pieces ukuran 18 inci di keempat ‘kakinya’. Lalu disanding dengan ban Achilles berdimensi 215/40-R18 untuk depan dan 225/40-R18 di roda belakang.
Selesai dandani kaki-kaki, Iwan pun mencoba bermain di sektor bodi. “Tahun ’90-an itu modifikasi yang cukup ngetrend saat itu pakai lamp washer dan lampu model colok,” ucapnya.
Namun untuk mencari semprotan air di lampu depan itu yang sesuai dengan zamannya agak susah-susah gampang. Dan akhirnya sepasang lamp washer kepunyaan Mazda 626 Capella berhasil didapat dan jadi solusinya.
Tak sampai situ tantangannya, langkah selanjutnya hunting lampu colok yang cocok dan bisa diaplikasi ke Corona Absolute kesayangannya. “Saya teringat lampu colok Peugeot 405 yang dulu sempat banyak dipakai, mereknya Morette,” sahutnya.
Tanpa pikir panjang lagi, order pun dilakoni biar penampilan mobilnya berbeda dari Corona Absolute lainnya di Indonesia.
Keberuntungan rupanya kembali berpihak pada Iwan. Gimana tidak, ia pun berhasil mendapatkan gril orisinil Toyota Caldina yang juga merupakan kembarannya Corona Absolute.
“Langsung cat sewarna bodi, begitu dipasang semakin beda lagi tampangnya,” bangganya. Selain itu, ia juga memperoleh top cover gril orisinil yang merupakan barang langka.
Editor | : | billy |
KOMENTAR