Tak ada yang meragukan kemampuan mesin ini, karena memang terkenal ‘badak’ dan mampu di-oprek tenaganya hingga berkali-kali lipat. Hanya saja, kebutuhan Faisal Ali untuk drag race sudah melebihi dari itu.
TURBO SEBESAR KEPALA
“Beruntung sudah banyak speedshop dan parts racing aftermarket menyediakan engine parts hingga yang ekstrem sekalipun,” papar Faisal.
Sama halnya ketika Faisal mengganti turbo asli dengan produk Bull’s Eye Power seri S400 yang setara dengan Garret T42. Dengan boost mencapai 2,5 Bar, sangat terasa hentakan (G-force) di bagian kepala saat start.
Namun, memasang turbocharger berdimensi setara kepala balita ini, ternyata tak mudah. Mulai dari exhaust system alias header, flange buat turbo hingga menata piping kudu cermat. “Maklum, engine bay tergolong pas-pasan,” kelakar Faisal.
Belum lagi dengan peranti pendukung seperti turbo intercooler, radiator aluminium, ekstra fan dan beberapa perintilan lainnya. Kabin mesin langsung sumpek.
Mendukung performa sadis yang hanya menempuh jarak 402 meter, mengharuskan setting suspensi yang pas. Bisa dibayangkan saat mobil diajak melesat dan menuntut traksi maksimal untuk grip optimal.
Faisal melakukan kombinasi unik pada setting suspensi. Per keong justru tak lagi memakai standar Evo IV. Melainkan memakai Suzuki Swift. Ini lantaran peredaman untuk mobil drag berbeda dengan besutan touring atau reli.
Pelek juga masuk daftar yang harus diganti. Untuk drag race, alas ban dipilih berdiameter 15 inci merek Rays yang kemudian dikombinasi ban slick Hossier. Karena penggerak 4 roda, keempat bannya memakai slick tyre.
Standar Regulasi FIa
Ada yang unik dalam membangun sebuah besutan drag race. Lantaran power to weight ratio sangat krusial, Faisal harus memutar otak agar bobot total mobil bisa ringan, tetapi memiliki daya tahan dan kuat benturan bak mobil panser.
Sebagian besar bodi sudah memakai produk composite fiberglass yang biasa disebut FRP (Fiber Reinforced Polymer), sehingga bodi menjadi ringan. Keempat pintu, kaca-kaca, kap mesin dan bagasi sudah bisa reduce weight hingga 40%.
Agar sekuat mobil panser, kuncian ada pada roll cage yang dipesan dari Jepang. Menggunakan pipa seamless bersertifikat, kemudian dilas mati ke dek agar saat mobil membentur beton pengaman, driver bisa tetap survive.
Bila dilihat sepintas, pipa rollbar berdiameter kecil. Tetapi soal kekuatan jangan ditanya. Karena materialnya setara dengan standar FIA untuk reli. Makanya fire extinguisher Sparco dan peranti pengaman lainnya tertata apik di dalam kabin. (mobil.otomotifnet.com)
DATA SPESIFIKASI:
Mesin »
Tipe: 4G63T
Kapasitas: 2.000 cc
Turbo: Bullseye Power S400
Intercooler: Customized by ARC
Blow-off valve: HKS
Piping: Customized aluminium
Header: Fullrace USA
Klep: Ferrea
Perklep: Ferrea
Camshaft: Tomei, customized dragracing
Injector: FIC (2.000 cc)
ECU: Motec
Pengapian: Motec
Kopling: Triple-plate carbonfiber
Dekrup: Carbonfibre
Besar boost: 2,5 Bar
Kaki-kaki »
Per keong: Suzuki Swift
Sokbreker: Aragosta (nitrogen, adjustable)
Pelek: Rays, 15 inci
Ban: Hossier
Rem: 15 inci brake kit
Eksterior »
Kap motor: FRP (composite fiberglass)
Pintu: FRP (composite fiberglass)
Lampu: Stock
Bemper: FRP (compsite fiberglass)
Kaca belakang: Akrilik 3 mm
Kaca pintu: Akrilik 3 mm
Interior »
Jok: Bride Zeta
Setir: Momo
Seatbelt: Takata 4 point
Shiftknob: Mitsubishi
Pedal set: Stock
Bengkel modifikasi: Autodyne
Editor | : | billy |
KOMENTAR