Trailblazer yang hadir di Indonesia ada dua varian. Yakni Trailblazer dengan penggerak roda 4x2 dengan transmisi manual (M/T) dan 4x4 bertransmisi otomatis (A/T). Dalam sesi pertama, kami menguji ketangguhan versi 4x4 nya. Setelah itu baru mengetes versi 4x2 nya.
Tak tanggung, trek yang disajikan panitia terbilang ekstrim. Lintasan berdebu dengan rintangan berupa tanjakan hingga 45 derajat, turunan curam dan jalan bergelombang menjadi santapan.
Fitur penunjang Hill Start Assist juga membantu saat menanjak karena saat menanjak, fitur tersebut menjaga agar mobil tidak mundur. Sehingga tak perlu susah-susah untuk bolak-balik menarik rem tangan kala menanjak.
Keunggulan lain dari Trailblazer 4x4 ada pada ukuran overhang depan 948 mm dan overhang belakang 1.085 mm, serta ground clearance 231 mm yang terbilang proporsional untuk melahap tanjakan. Sehingga walau panjang total Trailblazer 4x4 mencapai 4.878 mm, tapi bodi depan tak menancap di tanah, sementara bumper belakang tak sampai menyangkut di tanjakan.
Oiya, selain dua fitur di atas, versi 4x4 otomatisnya ini juga tertanam fitur Electronic Stability Control (ESC), Traction Control, Dynamic Rear Break Proportioning, Panic Break Assist dan Limited Slip Positraction. Tentu fitur taburan tersebut makin membuat pengendara Chevrolet Trailblazer semakin percaya diri mengendarai di medan off-road.
Sayangnya, sesi tes ini hanya menyediakan trek offroad. Sehingga walau dapat membuktikan kemampuan torsi dan fiturnya tapi tenaga sebesar 180 dk dengan dukungan transmisi otomatis 6-speed Tiptronic dari mobil seharga Rp 578,8 Juta ini belum tersalurkan secara optimal. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : |
KOMENTAR