Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Toyota Corolla Liftback 1991 Jangan Anggap Remeh Si Nyeleneh

Billy - Kamis, 14 April 2011 | 09:02 WIB
Toyota Corolla Liftback 1991 Jangan Anggap Remeh Si Nyeleneh
Toyota Corolla Liftback 1991 Jangan Anggap Remeh Si Nyeleneh

Toyota Corolla Liftback 1991 Jangan Anggap Remeh Si Nyeleneh
Toyota Corolla Liftback 1991 Jangan Anggap Remeh Si Nyeleneh
JAKARTA - Tak ada yang tak mengenal Toyota Corolla Twincam atau Corolla GTi. Di Tanah Air, sedan kompak ini sempat menjadi raja jalanan. Tetapi saat ditanya varian Corolla Liftback, lain lagi ceritanya. Ternyata tak banyak yang paham dengan sedan tanpa buntut ini, meski masih satu keluarga dengan Twincam dan GTi.

Pada era ’90-an, varian ini memang tergolong langka karena populasinya kalah dibanding Twincam atau GTi. Bisa dibilang belum diterima masyarakat luas pada waktu itu.

Besutan Kaum Hawa
Kalaupun terlihat beredar, kebanyakan dipakai ibu-ibu atau mahasiswi. “Bentuknya memang nyeleneh alias enggak lazim,” papar Hendy Wirawan, pemilik Cabin Leather Seat di Lebak Bulus, Jaksel.

Namun keunikan desain liftback khas Toyota yang full kaca pada bagian buritan ini, justru menjadikannya dream car back to 90’s. 

“Sebenarnya sudah suka sejak masih sekolah tetapi baru kesampaian tahun ini,” papar Hendy yang baru rampung ‘ngebangun’ berkelir merah cabai.

Toyota Corolla Liftback 1991 Jangan Anggap Remeh Si Nyeleneh
Toyota Corolla Liftback 1991 Jangan Anggap Remeh Si Nyeleneh

 Mesin twin cam 4A-F 1.600cc bisa diandalkan buat harian dengan konsumsi 12 km per liter premium(kiri atas). Meski terlahir buntung tetapi masih bisa dijejali sistem audio(kiri bawah). Recaro pemantas aksen sport pelek(kanan).
Padahal besutan sebelumnya tak kurang mentereng, yakni Toyota Starlet ‘kapsul’ yang sudah dirombak GT look. Lain lagi cerita yang dialami Ian Rambey.

Pemilik Corolla Liftback berwarna putih ini dimiliki sejak anyar alias tangan pertama dari baru. “Istilah kata, udah khatam sama nih mobil,” kelakarnya.

Meski sudah menemani selama 21 tahun dan juga punya Toyota Avanza di garasi, Ian lebih senang pakai Liftback sebagai kendaraan harian.

“Beberapa tahun yang lalu, tak banyak yang melirik tetapi lain ceritanya sekarang,” jelas pria berkulit langsat ini. Sudah banyak yang menawar besutannya.

Bicara pasaran, memang tak pernah ada angka patokan yang pasti. Maklum saja, populasinya juga sedikit. Tetapi rentangnya sekitar Rp 35-40 juta untuk produksi 1988-1990.

Toyota Corolla Liftback 1991 Jangan Anggap Remeh Si Nyeleneh
Toyota Corolla Liftback 1991 Jangan Anggap Remeh Si Nyeleneh

 Dasbor model panjang oleh-oleh negeri jiran(kiri). Rear fog lamp kreasi sendiri ala European Domestic Market(kanan).
Tentunya patokan tadi berdasarkan kondisi barang. Semakin terawat, harganya juga bisa tinggi. “Untuk kondisi orisinal, kemarin saya tebus seharga Rp 38 juta,” papar Hendy.

Menjadi cerita unik adalah saat membangun mobil yang masih pakai karburator ini. “Parts body minta ampun susahnya di Indonesia, sehingga banyak saran untuk belanja di Malaysia,” papar Hendy.

Benar saja, di negeri Jiran masih banyak parts body berserakan di junk yard. Bahkan aksesori bodi orisinal seperti gril atau lampu utama (headlamp) masih tersedia versi anyar.

Mumpung lagi belanja di Malaysia, sekalian Hendy memborong dasbor utuh model panjang seperti milik Corolla GTi (versi orisinal model pendek seperti Twincam 1.6L).

Tak lupa aksesori seperti garnis belakang, bumper set depan–belakang hingga stiker bodi alias decal, diborong demi Liftback gacoannya.

Tak seperti Liftback milik Ian, gril depan yang sudah lusuh, dibuat kembali segar lewat kreasi tangan dinginnya.

“Gril dan beberapa aksesori lain versi custom made karena mulai jarang di sentra onderdil,” sahut penggemar off-road ini.Malah, saking kreatifnya dengan Liftback kesayangan, Ian rela membobok bumper belakang untuk menambah rear fog lamp persis di atas pipa knalpot.

Toyota Corolla Liftback 1991 Jangan Anggap Remeh Si Nyeleneh
Toyota Corolla Liftback 1991 Jangan Anggap Remeh Si Nyeleneh

 Keduanya pakai pelek Sprint Hart berdiameter 15 inci tipe CP dan CPR
Untuk mempermanis tampilan, baik Ian dan Hendy sepakat  disoal kaki-kaki alias pelek. Tanpa janjian terlebih dulu, mereka memiliki selera yang sama.

Tak mau mengadopsi pelek berdiameter besar, melainkan cukup bermain dengan pelek 15 inci. Dan kedua mobil memilih pelek buatan Sprint Hart yang memang legendaris.

Bedanya Hendy memilih corak bergaya sport alias balap (tipe CPR) sementara Ian kedapatan memakai Sprint Hart beraksen reli (tipe CP).

Pelek yang sekarang tergolong langka dan back to '90's banget. “Keduanya memiliki ciri khas berwarna putih,” ujar Ian.  (mobil.otomotifnet.com)

Data Spesifikasi:
Mesin: Toyota 4A-F
Kapasitas: 1.6L Twin Cam 16 Valves
Pasokan Bahan Bakar: Karburator
Tenaga: 12 km: 95 DK/6.000 rpm
Torsi: 125 Nm/1.600 rpm
Bodi: E90 (generasi ke-6 Corolla)
Model: Liftback (pilar C-kaca)

Editor : Billy

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa