|
OTOMOTIFNET - Wah, kabur kemana? Tentu dengan embel-embel nama Porsche kalau urusan kabur pasti bisa dilakukan dengan cepat. Di permukaan aspal, tentunya. Nah, kali ini buat urusan melewati jalur jalan jelek alias off-road, masih sanggup kabur? Tentunya dengan varian SUV dari Porsche, yaitu Cayenne. Kini muncul dengan generasi kedua, dan dicoba di lintasan SCOP (Sentul City Off-road Park), Sentul.
Tubuh Atletis
Porsche Cayenne pertama kali diluncurkan pada 2002 berplatform sama dengan Volkswagen Touareg dan Audi Q7. Kemudian mengalami facelift, dan kali ini muncul dengan generasi kedua yang penampilannya cukup banyak berubah.
Dari kejauhan, tampak Cayenne baru ini lebih kecil dibanding pendahulunya. Padahal itu hanyalah tipuan mata saja, dimensinya malah lebih besar dibandingkan versi sebelumnya. Kenapa bisa begitu?
Kekuatan desainlah yang menjadikan tunggangan ini bagaikan pecandu olahraga bertubuh atletis, meski besar tetap tampak langsing. Beberapa lekukan pada bodi dibuat lebih lancip, terutama engine hood yang lebar dirancang membulat hingga ke ujung gril yang seperti moncong hiu.
Di lokasi SCOP, terdapat dua model Porsche Cayenne, Porsche Cayenne S dan Porsche Cayenne diesel. Nah, giliran si peminum solar yang kebagian jatah melindas jalan jelek alias lintasan off-road di kawasan Sentul, Bogor, itu.
Sama seperti SUV luxurious lainnya, seperti Land Rover Discovery, Audi Q7, BMW X5, maupun Volkswagen Touareg dan Toyota Land Cruiser, perlengkapan kabinnya boleh dibilang mirip. Memiliki penyetel bangku elektrik yang dilengkapi memori, sirkulasi udara individual, serta pernak-pernik lainnya.
Mesin dieselnya memiliki torsi besar | Tombol komplet di konsol tengah termasuk PHC |
Dengan Kontrol Traksi, roda terangkat tak masalah . | Desain lampu belakang lebih besar dan nilai aerodinamika buritan lebih baik |
Pada Porsche Cayenne ini juga dilengkapi dengan air suspension, sehingga tingkat ketinggiannya bisa disesuaikan dengan lintasan yang dilalui. Memang tak seperti Discovery yang lebih spesifik penyetelan suspensinya di medan off-road, Cayenne lebih mirip dengan Touareg yang settingannya terbagi dalam Sport, Normal dan Comfort. Di lintasan ini pilihan Comfort yang digunakan.
Otomatis ketinggian mobil pun bertambah. Agar sudut-sudut di kolong semakin besar terhadap permukaan jalan, sehingga enggak mentok dengan bodi.
Selain itu ada perlengkapan lain pada Porsche yaitu PTM (Porsche Traction Management). Peranti ini ada juga pada tipe lain seperti 911 Carrera dan Panamera, namun pada Cayenne diesel, ada perbedaan sedikit, karena digunakan untuk medan off-road.
Untuk tanjakan terjal, terasa torsi Cayenne turbo ini jauh dari cukup untuk mendaki, apalagi PTMnya membagi traksi roda depan dan belakang dengan self locking differential, yang dari porsi belakang: depan yang 60:40, menjadi terbagi lagi ketika salah satu roda kehilangan traksi dengan bantuan Antislip Regulation pada diferensial.
Ditambah lagi adanya Porsche Torque Vectoring Plus, sehingga diferensial belakang terkunci, sehingga traksi ke permukaan jalan lebih maksimal.
Hal ini sempat dicoba ketika melewati gundukan tinggi, sehingga salah satu roda terangkat, traksi masih baik bagi tiga roda lainnya, sedangkan roda yang kehilangan traksi karena terangkat tadi akan dihentikan putarannya melalui rem yang dikordinasikan dengan ASR dan ABD.
Kelengkapan PHC (Porsche Hill Control) juga ada, berfungsi menahan kecepatan agar berada pada 3 hingga 30 km/jam pada turunan curam. Namun, pada sudut negatif di mana selain menurun dan miring, fungsi ini sedikit menjadi ganjalan, seperti dituturkan Yuma Wiranata Kusumah, off-roader kawakan selaku instruktur kegiatan ini.
“Jika sudah berpengalaman, mendingan dimatikan saja fungsi ini dan mengontrol dengan rem, karena ketika fungsi ini aktif mobilnya akan tertahan sendiri dan malah geser bagian belakangnya,” ungkapnya.
Namun, buat pengemudi awam, tentu amatlah bermanfaat fitur yang di merek lain disebut Hill Descent Control ini. Tinggal arahkan kemudi saja, tak perlu khawatir tunggangan meluncur tak terkendali.
Jadi, dengan Porsche Cayenne, selain pas buat meluncur cepat di aspal, juga masih dapat diandalkan untuk ‘kabur’ ke jalan tanpa aspal alias off-road.
Penulis/Foto: Ben / Benny
Editor | : | Editor |
KOMENTAR