Karena tidak selamanya berada di tangan. Kerap kali ditemukan juga pada ruang kaki pengendara. Peranti ini difungsikan saat mobil berhenti, baik ketika menunggu lampu lalu lintas atau juga saat parkir. Maksudnya supaya mobil tidak bergerak saat tak dibutuhkan. Rem ini sesungguhnya berdiri sendiri dan disebut juga dengan secondary braking system.
Nah, untuk mengetahui lebih jauh, OTOMOTIF menghadirkan bahasan mengenai komponen ini.Sampai pada perawatannya. • (otomotifnet.com)
Melengkapi rem parkir elektrik, biasanya pabrikan menambahkan fitur auto brake hold. Fitur ini memungkinkan mobil untuk mengaktifkan rem selama beberapa detik, setelah pedal rem diinjak dalam keadaan berhenti. Maksudnya, membantu pengendara agar tidak selalu menginjak pedal rem, misal saat di kemacetan.
Di Indonesia, fitur ini contohnya terdapat pada Honda HR-V dan VW Tiguan TSI. Pada HR-V, tombolnya terletak di bawah tombol rem parkir elektrik dan bertuliskan ‘Brake Hold', sedangkan pada Tiguan bertuliskan ‘Auto Hold'. Meskipun tombolnya diletakkan di dekat tombol rem parkir elektrik, tapi ternyata mekanisme yang digunakan berbeda.
"Ketika fitur brake hold diaktifkan, maka komputer akan mengirim pesan ke modul ABS di keempat roda, sehingga secara otomatis keempat rem akan terus aktif hingga kembali digas," jelas Edy Sutasno, instruktur dealer Honda Kebon Jeruk.
Untuk mengaktifkannya pada Honda HR-V, cukup tekan tombol ‘Brake Hold', lalu muncul notifikasi di instrument cluster-nya. Selanjutnya, pengemudi tinggal menginjak pedal rem, dan ketika mobil sudah berhenti, posisinya akan terus tertahan meskipun pedal rem di kaki sudah dilepas dan tuas transmisi masih dalam posisi D. Bila pedal gas diinjak, maka sensor pada ABS otomatis dinonaktifkan. •
Rem parkir sistem tarik biasanya ditemukan pada kendaraan model lama seperti Toyota Kijang ‘kotak', Mercedes-Benz 1976, Isuzu Panther model lama dan lain-lain. Tapi, ada juga mobil baru yang memiliki rem jenis ini, contohnya Datsun Go.
Pada model tarik biasanya masih menggunakan sistem teromol. Untuk merawat rem teromol tersebut ada sedikit perbedaan dengan model disc brake. "Rem teromol harus lebih telaten ngerawatnya. Sesekali mesti dibongkar untuk membersihkan debu-debu rem," jelas William Kurnia dari bengkel One Second Faster, Kebon Jeruk, Jakbar.
Untuk mengaktifkan rem tersebut, tinggal tarik saja tuasnya. Sedang apabila ingin melepas, tinggal memutar tuas sedikit ke arah kiri. Rem model ini butuh penyetelan ketika posisi penguncinya sudah mulai ‘longgar'. Itu terjadi karena kabel sling sudah longgar, seiring penggunaan. •
Perawatan
Rem parkir ini sangat jarang rusak. "Sebab hanya akan aktif saat difungsikan saja. Berbeda dengan rem biasa yang selalu bekerja ketika mobil berjalan," sebut Iwan Abdurahman, Service Manager bengkel Toyota TAM di Sunter, Jakut.
Meski demikian, tetap bisa saja terjadi hal yang tak seharusnya. Salah satu indikatornya kalau tuas rem ditarik sudah terlalu tinggi atau ketika rem parkir diaktifkan, tapi mobil masih bisa bergerak. Ini bisa mengindikasikan kalau kampas rem sudah mulai menipis.
Mobil dengan rem cakram belakang, belum tentu rem parkir mengandalkan sistem tersebut. Biasanya, pada bagian tengah terdapat tonjolan lagi yang cukup tebal, seperti tempat bernaungnya baut roda. Nah, sebenarnya itulah teromol rem parkir. "Jika sudah terlalu molor atau tak lagi pakem, lebih baik cek teromol tersebut," tambah Iwan.
Ada lagi model lainnya, yakni rem parkir mengandalkan sistem rem cakram tersebut. Seperti Toyota Corolla GTi, Toyota Yaris, Toyota Vios dan lainnya. Untuk model seperti ini, ketika tuas ditarik, maka kabel rem parkir akan memerintahkan piston rem bergerak maju. "Pada ujung piston terdapat ulir. Sehingga saat kabel ditarik, piston bergerak maju," tambah pria berdarah Sunda ini.
Model seperti ini, perawatannya sama seperti rem parkir lainnya. Nyaris tidak ada, selain penggantian kampas rem saja. Sementara itu pada sistem elektrik juga demikian. Sistem tersebut hanya mempermudah pengendara saja. Tidak perlu menarik atau menekan.
Jadi ketika tuas atau tombol ditekan, aliran listrik akan menuju motor, nah komponen elektris tersebut yang akan bekerja mengunci rem, dengan cara mendorong piston pada kaliper. Perawatannya? "Kalau di bengkel resmi akan dicek menggunakan scan tools.
Konsumen pribadi sih sebaiknya tidak melakukan perawatan. Khawatir justru terjadi malfungsi," tambah Sarto Rombe, Service Manager Honda Megatama Kapuk, Jakut. Bukan itu saja, ada beberapa kemungkinan yang bisa terjadi. "Kalau switch rem rusak, akan sulit mengaktifkan rem parkir.
Biasanya pengguna rem parkir jenis elektrik ini mengalami masalah di kerusakan switch," lanjut Faisal. Sedangkan bila motor elektriknya sampai rusak, penggantiannya pun lumayan mahal. Untuk Captiva, motornya dibanderol Rp 4,771 juta.
Tetapi motor ini tidak langsung rusak begitu saja bila kena air atau menembus banjir, karena ada segel yang mengamankannya, selama tidak terendam dalam durasi yang terlalu lama.•
Editor | : | Otomotifnet |
KOMENTAR