Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Slang Bahan Bakar, Salah Pakai Bisa Berbahaya

billy - Selasa, 11 Desember 2012 | 16:24 WIB
No caption
No credit
No caption

No caption
No credit
No caption

Kejadian mobil terbakar akibat salah penggunaan slang bahan bakar kerap terjadi. Belum lama ini, Nissan Serena hampir saja terbakar setelah mengisi bensin di SPBU. Starter mesin gak bisa, ternyata bensin sudah membasahi ruang mesin.

Musababnya, saluran penyuplai bahan bakar di mobilnya itu telah dimodifikasi pakai slang yang tidak sesuai peruntukannya lantaran mengaplikasi alat pengirit bahan bakar.

Kejadian seperti itu jelas membahayakan. Karena salah pemakaian slang sebagai saluran bahan bakar dari tangki ke mesin bisa menimbulkan kebakaran.

Bicara sistem pasokan bahan bakar di kendaraan itu ada 2, karburator dan injeksi. Keduanya memiliki tekanan berbeda. "Sebab itu, slangnya juga beda," sebut Kemal Agusmula Bachrie, pemilik bengkel Khatuslitiwa Suryanusa (KS) di bilangan Pramuka, Jaktim. Injeksi memiliki tekanan 39 psi, sedangkan karburtor maksimal 15 psi.

Maka dapat dipastikan slang untuk mesin karburator tak bisa dipakai buat mesin injeksi (Gbr 1). Jika dipaksakan slang injeksi di karburator, slang akan pecah karena tak kuat menahan tekanan. Namun, slang injeksi bisa dipakai pada mesin karburator. Hati-hati juga tertukar dengan slang oli, karena sepintas punya wujud yang sama.

Salah satu bedanya, pada slang injeksi terdapat anyaman baja. Jika slang dipotong, maka di tengah-tengah slang terlihat warna putih yang mengindikasikan anyaman baja. Sedangkan slang karburator hanya slang hitam biasa. Untuk mesin injeksi juga diharamkan pakai slang berbulu.

Harap berhati-hati juga jika ingin menggunakan komponen penghemat bahan bakar yang melewati jalur bensin. Pastikan komponen tersebut sesuai dengan spesifikasi mobil, demikian untuk kit instalasinya.


Biasanya, pada kit instalasi berisi perangkat penghemat bahan bakar, slang dan klem. "Pilih yang memiliki ‘bibir' pada konektor dengan slang," saran Kemal (Gbr 2). Maksudnya, supaya slang tak mudah terlepas dari konektor.

Jika sudah pakai slang yang tepat, jangan lupa pula penggunaan klem untuk mengencangkannya (Gbr 3). "Jangan terlalu kencang, nanti justru bisa bikin slang pecah. Secukupnya saja," tambah Ovi Sardjan yang juga dari bengkel KS.

Ukuran slang juga harus pas. Jangan terlalu besar dan juga terlalu kecil. Jangan pernah beranggapan, slang yang besar, bisa kuat dengan penggunaan klem yang kuat. Ini anggapan salah. "Besar kemungkinan slang bisa lepas walaupun klemnya sudah kuat. Tekanannya sangat besar," sebut Muhammad dari bengkel Garden Speed di Cilandak, Jaksel. Sedangkan kalau terlalu kecil, slang akan sulit masuk ke konektor. Jangan dipaksakan karena justru bisa merusak slang.

Selain slang karet, terdapat juga slang braided, yakni slang dengan anyaman kawat baja (Gbr 4). Slang ini memiliki kekuatan yang jauh lebih baik dibanding slang karet. Namun, bukan berarti slang ini tak bisa rusak. "Kalau ada korslet, disitu bisa terjadi kebocoran, dan itu memang pernah terjadi," seru Kemal yang menjelaskan slang ini biasa diaplikasi pada mobil kompetisi bermesin karburator maupun injeksi. (mobil.otomotifnet.com)

Editor : billy

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa