Kampas rem terbuat dari bahan asbes yang dicampur dengan beberapa bahan lainnya supaya kuat. Campuran tersebut ada yang tembaga, kuningan serta keramik. Selain pabrik, nyaris tak ada yang tahu formula campuran bahan-bahan tersebut. Sebab itu memilih yang sesuai dengan spesifikasi mobil bukanlah hal mudah.
Jika memilih bahan yang terlalu keras dibanding bawaannya, bukan tak mungkin justru akan mengorbankan piringan rem. Hal ini yang patut dihindarkan karena perbaikan justru lebih mahal.
Suhu optimum kampas rem bekerja juga penting dicermati. Jangan salah kaprah. Semakin tinggi suhu optimum bukanlah hal yang baik, terlebih bagi mobil standar. Jika hal ini diadopsi pada mobil standar maka rem justru jadi tidak pakem.
Karena sering bergesekan dengan cakram maka kampas juga bisa habis. Untuk mobil dengan transmisi otomatis akan lebih cepat habis dibanding mobil transmisi manual. Sebagai indikator keausannya, pada kampas rem terdapat plat tambahan. Jika plat tersebut sudah bersentuhan dengan cakram tandanya kampas rem sudah sangat tipis. Paling tidak tinggal 2 milimeter dari ketebalan sebelumnya 1 centimeter.
Jika sudah demikian sebaiknya lekas ganti. Hindari penggunaan kampas rem ‘pantekan'. Sebab tak bisa diketahui kualitas dari kampas yang terpasang, lem yang dipakai serta ‘paku keling'. Seandainya ada kualitas yang tak baik bisa sangat mengancam keamanan berkendara. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR