Bensin yang diuji yaitu Premium, Pertamax dan Pertamax Plus. Ketiganya dibeli di Kebon Jeruk, Jakbar. Pengujian pakai portable octane analyzer Zeltex tipe ZX-101C. Bagaimana hasilnya?
Premium
Baru menuang ke gelas yang untuk pengujian, Gazy sudah berkomentar. “Ini pasti kualitasnya bagus, pasti impor, baunya wangi.” Benar saja, setelah dites keluar angka RON (Research Octane Number) 91,1. “Biasanya Premium paling tinggi 90, ini Pertamina pasti belinya mahal,” imbuhnya.
Pertamax
Bensin dengan harga saat ini (1/8) Rp 11.950 setelah dites ternyata mengandung RON 93,1. Lebih tinggi dari standarnya yang di angka 92. “Ini juga sedang bagus, tapi memang dari angka yang ditunjukkan alat ini ada toleransi naik atau turun 1, dan itu masih normal,” lanjut mantan karyawan Pertamina ini.
Pertamax Plus
Untuk bensin yang sekarang dijual Rp 12.300 ketika dites menunjukkan angka RON 95,4. Enggak beda jauh dengan klaim Pertamina di angka 95.
Campuran
Untuk menyiasati makin mahalnya bensin nonsubsidi, Gazy memberi saran pakai metode campur, “Saya namakan paket hemat, untuk dapat oktan setara Pertamax campurkan saja Premium dan Pertamax Plus 1:1, oktan setara namun lebih hemat,” ujarnya.
Mari berhitung, misal untuk bahan bakar sebanyak 10 liter. Jika murni beli Pertamax, maka butuh uang Rp 11.950 x 10 = Rp 119.500. Sekarang campurkan Premium 5 liter dan Pertamax Plus 5 liter, maka butuh dana Rp 6.500 x 5 = Rp 32.500 dan Rp 12.300 x 5 = Rp 61.500. Kalau ditotal hanya Rp 94.000.
Lalu bagaimana dengan nilai oktan yang didapat? Sekalian saja dites. Setelah dicampur dengan perbandingan 1:1 dan diaduk, ternyata didapat bensin dengan RON 93,4. “Lebih tinggi dari Pertamax murni, karena Premiumnya sedang bagus,” tutupnya. • (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : |
KOMENTAR