Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

All About Head Lamp, Sensitif Seperti Mata Manusia

billy - Rabu, 11 April 2012 | 06:03 WIB
No caption
No credit
No caption


Sama halnya dengan mata manusia, head lamp atau lampu utama mobil punya sensitifitas yang serupa dengan indra penglihatan kita itu. Jangan pernah mengubah apalagi memodifikasi komponen vital dari kendaraan ini, jika tak ingin pandangan Anda terganggu saat mengemudi.

BOHLAM NON STANDAR

Contoh seperti mengganti bohlam non standar, dengan Watt yang lebih besar dari standarnya. Memang untuk pemakaian awal atau peruntukan modifikasi, cahaya lebih terang. Tapi untuk pemakaian normal dalam jangka waktu lama, tidak disarankan pakai bohlam berdaya listrik besar.

"Banyak ruginya kalau pakai bohlam dengan Watt lebih besar dari spesifikasi standar. Karena berdampak pada kerusakan fatal pada komponen vital di head lamp," kata Larjoko, Asisten Manajer R & D PT Ichikoh Indonesia, produsen lampu OEM beberapa merek mobil.

Menurut Joko, sapaannya, efek samping menggunakan bohlam dengan Watt lebih besar dari standarnya, dapat menimbulkan flek pada reflektor. Hal ini terjadi akibat suhu tinggi dari bohlam yang terlalu terang, sehingga dapat merusak permukaan lapisan vacum metalizing (krom) reflektor.

Kalau sudah parah, lapisan krom di reflektor tadi bisa gosong bahkan terkelupas. "Jika sudah begini, pantulan cahaya lampu akan berubah dan tidak akan fokus," yakin Joko.

Kerusakan lain yang dapat ditimbulkan akibat pemakaian bohlam di luar ketentuan pabrikan mobil, seperti kerusakan di bagian inner panel dan lensa. Sebab cahaya yang dihasilkan bohlam berdaya listrik lebih besar, akan menghasilkan panas lebih tinggi.

Karena cahaya dari bohlam dipantulkan balik ke reflektor terlebih dulu, bagian inner panel pada reflektor lah yang paling besar menerima hawa panas dari pantulan sinar tadi. Kelamaan inner panel bakal rusak dan pantulan hawa panas berlebih juga akan terserap lensa, yang lambat-laun bisa membuat permukaan mika buram.

Untuk pemakaian bohlam jenis HID (High-Intensity Discharge), sebaiknya jangan memakai angka Kelvin terlalu tinggi. "Semakin tinggi angkanya, membuat warna cahaya lebih putih dan menyilaukan," tambah Wira Sentosa dari SACS, spesialis lampu dan indiglo di Pondok Gede, Bekasi.

Warna cahaya atau tingkat Kelvin yang disarankan untuk pemakaian harian, berkisar di angka 4.500-6.000 Kelvin. Cahaya yang dihasilkan HID 4.500 Kelvin, tak bedanya dengan bohlam Halogen standar mobil (55/60 Watt).

Sementara 6.000 Kelvin, pendaran sinarnya terlihat agak putih, namun tak terlalu menyilaukan pengendara lain dan masih aman digunakan di malam hari karena cahayanya masih tergolong fokus.

EMBUN & AIR

Musuh bebuyutan lampu utama mobil adalah air. Sama halnya dengan mata manusia, yang tak akan kuat menatap lama jika ada di dalam air. Untuk menghindari munculnya embun dan titik-titik air di dalam mika head lamp, sebaiknya patuhi beberapa pantangan berikut ini.

Paling penting, jangan menerabas banjir dengan genangan cukup dalam. Sebab kemungkinan air menyusup ke dalam batok lampu, melalui lubang hawa, lebih besar ketimbang mobil kehujanan atau dicuci dengan air bertekanan tinggi.

"Perhatikan juga karet penutup breath hole (lubang hawa/pernapasan) di bodi belakang lampu. Posisinya mesti tertutup dengan benar, jangan terlalu renggang dan jangan terlalu rapat. Tujuannya agar titik-titik air di dalam batok lampu mudah keluar atau air dari luar tak gampang masuk ke dalam batok lampu," urai Joko.

Cara menghilangkan titik-titik air pada head lamp cukup mudah. Hidupkan lampu selama 10 menit, kemudian matikan. Langkah ini bertujuan agar ruang di dalam batok lampu jadi hangat, yang memudahkan titik-titik air bergerak ke luar melalui lubang hawa.

Kalau ternyata titik-titik air tidak juga hilang, segera periksa semua bagian lampu. Cek rubber cover pada dudukan rumah bohlam, jika sebelumnya pernah menggantinya. Cara merapatkannya, tekan penutup karet ini sampai bagian kaki bohlam terlihat keluar.

Cermati pula tutup lubang pernapasannya, kalau terlalu rapat cukup direnggangkan sedikit agar sirkulasi udara lebih lancar. Jika kedapatan sudah longgar, bisa sedikit dikencangkan atau diganti baru kalau memang sudah rusak.

Munculnya embun pada head lamp sebenarnnya normal. “Karena terjadi perbedaan suhu luar dan di dalam batok lampu, yang menyebabkan timbulnya embun,” jelas Joko lagi.

Batas normal terjadinya embun di head lamp, kata Joko, tidak dapat dilihat secara kasat mata. Karena sangat tipis dan posisinya terdapat di pinggir lensa.

Dikatakan enggak wajar, jika sudah menimbulkan titik-titik air di dalam lensa lampu. Hal ini dikarenakan beberapa hal seperti karet penutup lubang hawa tidak rapat, atau rubber cover rumah bohlamnya tidak terpasang sempurna.

(mobil.otomotifnet.com)

Editor : billy

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa