Subsidi Pemerintah lewat APBN Perubahan memang telah menambahkan kuota sebesar 44,04 juta kilo liter (dari sebelumnya yang berjumlah 40 juta kilo liter) pada September 2012. “Dari total kuota BBM bersubsidi tersebut, 43,88 juta kilo liter barasal dari Pertamina. Jika tidak dikendalikan dipastikan tidak sesuai kuota subsidi Pemerintah,” ungkap Hanung Budya, Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina Persero.
Atas dasar itu, Pemerintah bersama jajaran menteri terkait dan Pertamina memandang perlu adanya pengendalian distribusi BBM bersubsidi. Hal ini tercantum pada surat BPH Migas No. 943/07/Ka BPH/2012 tertanggal 7 November 2012, yakni dengan memotong jatah harian di seluruh SPBU antara 1 persen hingga 35 persen.
“Dari keputusan bersama tersebut Pertamina melaksanakan pengendalian penyaluran yang disebut kitir per tanggal 19 November. Namun hal ini berdampak pada antrean panjang dan cenderung berimbas pada keributan dan kerusuhan. Kami memutuskan untuk menghentikan program kitir per tanggal 25 November,” sambung Hanung pada konferensi pers yang berlangsung di kantor pusat Pertamina (26/11).
Penghentian program kitir ini membuat distribusi disalurkan secara normal lagi. Sehingga diperkirakan kuota BBM bersubsidi akan terlampaui sebesar 450 ribu kilo liter Premium dan 800 ribu kilo liter Solar. “Maka konsumsi Premium untuk tahun ini akan habis pada 19 Desember, kemudian Solar akan habis pada 30 November,” ujar Hanung. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR