Jakarta - Sudah jatuh tertimpa tangga, itulah ungkapan yang pantas disematkan untuk menyikapi kondisi pasar aksesori mobil. Betapa tidak, belum lagi urusan rupiah yang melemah terhadap US Dollar, kini mereka harus menghadapi dampak kenaikan bahan bakar bersubsidi (BBM) yang mulai terasa.
Seperti yang diutarakan Andrie Widjaja, juragan Gerai Audio Bassindo Mobile Audio Installer (BMAI) di kawasan Kelapa Gading, Jakut, yang menyebutkan pasar aksesori benar-benar sepi transaksi. "Seperti kejadian-kejadian sebelumnya kalau ada gejolak rupiah dan harga BBM naik pasti imbasnya pada sepinya nilai transaksi," jelasnya.
Lanjut Andrie, bahwa dirinya berharap meskipun ada gejolak rupiah dan BBM bersubsidi, para importir audio tidak serta merta menaikkan harga barang. "Lantaran beban bisa dikenakan ke konsumen yang mengakibatkan pasar aksesori lumpuh," jelasnya.
Sementara itu Awie dari AW Otomart di kawasan BSD, Tangerang meyakini bahwa lesunya nilai penjualan barang akan berakhir bila masyarakat sudah biasa menghadapi fluktuasi rupiah terhadap dollar serta kenaikan harga BBM.
"Mulai hati-hati berhitung soal pendapatan dan pengeluaran agar toko bisa tetap punya teknisi, karena kalau pengeluaran terus keluar ketimbang pemasukan maka pekerja akan dibatasi," jelasnya.
Hal senada juga diamini Adrian dari Auto Passion, Sentra Autoparts di BSD. "Sekarang ini pemasukan jauh lebih kecil dari pengeluaran, belum lagi sejumlah pemasok aksesori juga tengah bersiap naikkan harga, kalau begini terus maka akan banyak toko aksesori yang tutup atau memutuskan kerja karyawannya," tutupnya. (otomotifnet.com)
Editor | : |
KOMENTAR