Diakuinya, ia sudah capek dengan segala politik dan regulasi F1 yang sangat ketat. Belum lagi friksi di dalam tim. “Aku enggak punya keinginan untuk balik ke olahraga itu,†tegasnya.
“Masa depan selalu buat Sebastian, mereka ingin membuatnya senang sebanyak mereka bisa. Lalu hal itu terbaca oleh radar dan Anda akan berpikir ‘mungkin bukan ini yang aku inginkan’, jadi muncullah keputusan itu,†lanjutnya.
Sebenarnya, Mark mengungkap bahwa masih cukup banyak tawaran yang datang setelah pengumuman keputusan pensiunnya. Bahkan red Bull pun termasuk salah satunya. “Tim seperti Lotus dan Ferrari, bahkan Red Bull sampai pada level, mereka tidak bisa mendapatkan Kimi, jadi kembali lihat radar dan langsung bicara,†sembari mengungkap adanya tawaran dari Ferrari.
“Aku pernah punya kontrak dengan Ferrari, tapi saat itu kita tidak punya momentum yang cukup. Aku sedang berada di GP Kanada 2012 dan aku buat keputusan. Aku berada di hotel dan nyali bicara ‘enggak, aku enggak akan melakukannya’. Orang-orang di sekitarku enggak sabar sampai hal itu terjadi, tapi aku pikir, aku enggak bisa. Tim F1 punya 500 orang, tapi untuk menjalani dan mengenal 500 orang dan belajar skenario baru, pasti butuh waktu. Kalau Anda masih 22 tahun, pasti akan tembus temboknya, tapi kalau sudah 36, 37...,†curhatnya.
“Aku pikir, dalam semua balap, sudah wajar kalau orang ingin melihat sebuah kontes. Kalau Anda fans berat Seb (Sebastian Vettel, Red), mungkin Anda akan menonton setiap grand prix. Sangat jarang, mungkin pada tahun 56 atau 58 seseorang menang begitu banyak balap berturut-turut, semoga saja di balap ini enggak terjadi lagi dalam waktu dekat. Tahun depan, kupikir akan ada beberapa pemenang berbeda, Red Bull tetap favorit, tapi kupikir akan ada campuran sedikit,†urainya. (otosport.co.id)
Editor | : |
KOMENTAR