“Setelah konsep knalpot samping sangat sukses tahun lalu, insinyur kami memutuskan konsep berbeda untuk C32. Secara teori, konsepnya punya potensi lebih,” ujar Monisha. “Prakteknya memang tampak berbeda. Kami menyadari hal itu di Melbourne saat kami mengaplikasi hasil pengembangannya ke mobil dan hasilnya tidak seperti harapan. Lalu insinyur kami perlu waktu untuk mengerti pokok masalahnya.”
Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Menurut Monisha, akar masalah ada pada kurangnya keseimbangan aerodinamika saat pengereman dan menikung. Efeknya, pembalap jadi enggak pede. “Kami tidak punya bahan untuk memodifikasi mobil dengan cepat. Semuanya tahap demi tahap,” lanjutnya.
“Perubahan terbesar yang kami lakukan adalah pada seri Hungaria, kami menerapkan modifikasi konsep exhaust. Kita sudah bisa lihat hasilnya setelah itu, tetapi tentunya perlu waktu untuk mendapatkan hasil lebih maksimal. Sebagai bonusnya, kemampuan kami membaca karakter mobil juga berkembang, sehingga bisa membuat setting lebih baik. Lebih lanjut, kami bisa menjaga kualitas produksi komponen di pabrik kami,” beber satu-satunya prinsipal wanita di F1 ini.
Tak heran kalau pembalap utama Sauber, Nico Hulkenberg bisa ikut mengacak-acak peta persaingan Alonso dan Hamilton untuk mengejar Vettel. Jika sebelumnya, Sauber hanya mampu bercokol di bawah 10 besar, mulai merangsek 5 besar di Italia, hanya dua seri dari penerapan knalpot baru di Hungaria.
“Seluruh tim, di trek maupun pabrik telah melakukan pekerjaan luar biasa! Menyerah tentu bukan pilihan, karena kami ingin memperbaiki mobil tahun ini untuk bertarung di kejuaraan konstruktor. Tentunya juga buah pemikiran untuk membantu pengembangan mobil baru tahun depan,” ulasnya.
Jika sampai pertengahan musim, Sauber hanya mampu mengais 7 poin, perhitungan berikutnya langsung meroket. Sebanyak 38 poin berhasil dibukukan hanya dalam empat seri terakhir. Semangat! (otosport.co.id)
Editor | : |
KOMENTAR