Santai, ia mengakui kalau belum pernah membesut motor 1.000 cc. "Ngendaliinnya perlu dibantu tekan tangki pakai paha untuk belok. Kalau enggak, out terus di tikungan. Tapi kata tim tenang aja, anggap aja anak kecil dapat mainan. Jangan pikirin pesaing, jangan pikirin time, enjoy aja sama motor. Ya udah, saya senang banget, nikmatin aja," ujarnya.
Nah, menjelang Suzuka 8 Hours ia mengaku belajar dengan melihat langsung pembalap lain jauh lebih cepat daripada mendengarnya instruksi. "Belajar langsung sama pembalap lain lebih cepat. Saya lihat Noriyuki Haga di depan, di tikungan Dunlop yang panjang dia menikung dengan motor nyamping, kayak drifting. Saya lihat dia kok bisa. Saya coba akhirnya bisa juga tapi belum mulus. Yang penting dikontrol, ternyata enggak high side (terlontar dari motor)," papar pembalap yang akan menjalani lomba bertiga dengan Josh Hook dari Australia dan Zamri Baba dari Malaysia.
Dimas yang juara Suzuka 4 Hours tahun lalu bersama Iswandi Muis ternyata punya pengalaman menarik. "Petugas di sana jadi kenal sama saya. Karena waktu kualifikasi tahun lalu saya mendapat tiga peringatan. Di antaranya bikin jatuh pembalap lain, karena dia menutup saya di tikungan, terus saya salip lagi. Rupanya dia telat ngerem dan jatuh, tulang punggungnya patah. Kedua, memang enggak boleh nyusul saat bendera kuning. Saya bilang, saya kan enggak lihat tapi ada kamera yang merekam, ternyata saya menyalip saat bendera kuning, hehehe," tuturnya.
Wah, jangan diulangi lagi ya. (otosport.co.id)
Editor | : |
KOMENTAR