"Seri pertama ini, aku baru mau coba untuk pertama kalinya motor Moto2. Targetnya hanya untuk mengenali karakter motor saja," ungkap Dimas.
"Sirkuitnya sendiri juga belum pernah balap di sini. Jerez loh, sirkuit yang dipakai di MotoGP," girangnya. "Untuk adaptasi sebelum balap, cuma bisa pakai game balap," kekeh Dimas yang mengaku modal nekat dan dana saweran seadanya.
"Ini benar-benar nekat untuk berangkat. Dananya ya sponsor sendiri, untungnya dibantu beberapa teman seperti Abirawa Racing dan Star Motor," polos Dimas yang di kompetisi ini turun dengan motor bekas pembalap Malaysia, Hafizh Syahrin.
Motornya ini pun terbilang minimalis. Sasinya FTR yang kini sudah tidak lagi populer di Moto2. Di FIM CEV Repsol Moto2 pun, pengguna sasis FTR hanya tinggal satu pembalap ini saja.
"Gak papa, yang penting mencoba karakter Moto2. Targetnya adalah untuk adaptasi terlebih dahulu," beber Dimas yang juga turun di Kejurnas Supersport 600 bersama tim Astra Motor Racing Team.
Nekatnya Dimas dan tim ini bukan tanpa alasan. FIM CEV Repsol Moto2 dianggap memiliki iklim kompetisi yang sangat ketat sehingga cocok dijadikan barometer balap sebelum naik ke seri MotoGP. Tak sedikit pembalap muda di MotoGP yang karirnya dimulai dari sini.
Ada pembalap Indonesia yang berani nekat mencari pengalaman seperti ini? (otosport.co.id)
Editor | : |
KOMENTAR