Selepas start, pereli langsung berhadapan dengan debu yang sangat tebal, akibat dari pacuan mobil di depan, karena tidak ada angin dan di bawah pepohonan yang sangat rapat dengan cuaca panas hingga 36 derajat celcius. Debunya tidak turun walaupun jarak antar peserta 2 menit, mengakibatkan peserta tidak dapat memaksimalkan pacuannya, bahkan terkadang harus merayap dan berhenti .
Masalah debu ini, juga dikeluhkan oleh David Higgins, Antoine L’Estage dan para pereli lainnya. Hanya Ken Block, sebagai pereli dengan urutan start pertama yang tidak mengalaminya. David Higgins sendiri sampai menyatakan bahwa tidak masalah bagi dirinya apabila Ken Block menjadi yang tercepat di seluruh Special Stage pada hari pertama. Tapi debu yang beterbangan jadi masalah besar meski sudah ada tambahan waktu.
Pereli Indonesia Rifat Sungkar bersama Fastron World Rally Team yang start dari posisi ke-6 di leg 1 sempat harus terhenti sampai 5-8 kali di setiap SS hari pertama karena jarak pandang hanya 3 meter. Terlebih lagi saat 3 Special Stage dimalam hari, dimana seluruh peserta harus menggunakan lampu, sinar lampu dari kendaraan seperti menyorot tembok debu. (otosport.co.id)
Editor | : | Bagja |
KOMENTAR