Kondisi Ford Fiesta RRC yang dipacunya pun terbilang parah saat di-towing ke service area pada SS6. Meski dipenuhi mekanik profesional dan peralatan canggih, kru M-Sport butuh 3 jam untuk memperbaiki pacuan pereli andalan Indonesia yang maju dengan bendera Bosowa Fastron Rally Team (BFRT) itu. Girboks mobil, misalnya, harus diganti utuh karena gigi mundurnya jebol.
Rumah setir dan pintu kanan pun diganti karena rusak berat karena sempat menghantam pohon sebelum terjebak di luar lintasan reli. Ringkasnya, banyak perbaikan untuk mempersiapkan mobil layak berpacu lagi di hari terakhir.
Di SS12 Subhan kembali tampil lumayan apik, finish di urutan 10, namun posisinya masih terpaku di 13 overall. Sampai kemudian masalah lain terjadi di SS13. Pacuannya terhalang mobil peserta lain yang mogok dan melintang di tengah-tengah jalur. Subhan dan pereli di belakangnya harus ambil jalan memutar untuk bisa meneruskan lomba dan kehilangan waktu sekitar 3 menit yang jelas sangat berharga.
Akhirnya, meski finish 8 besar di SS14 dan 8 besar di SS15 sekaligus akhir lomba, posisi Subhan hanya bisa didongkrak dua peringkat lebih baik. Itu pun lewat perjuangan ekstra akibat besarnya defisit waktu yang harus dikejar sejak SS12.
Subhan sendiri legowo menerima kenyataan itu yang berarti kegagalan menangguk poin. Hanya 10 Besar yang dapat jatah poin, atau satu urutan di atas Subhan. Sejak ikut PWRC tahun lalu, inilah kali pertamanya gagal mendapatkan poin kejuaraan di sebuah seri lomba.
“Ini proses pembelajaran yang sangat berarti. Kita bisa memaksimalkan pengalaman dengan sebanyak-banyaknya dengan mobil baru ini karena tingkat kesulitannya sangat tinggi. Perlu konsentrasi penuh untuk mengatasinya. Tapi, kembali lagi seperti tujuan semula memilih Portugal sebagai ajang menimba pengalaman, Alhamdulillah kita bisa menyelesaikan reli ini dengan selamat," katanya. (otosport.co.id)
Editor | : | Bagja |
KOMENTAR