Meski single fighter, andalan tim CLD Empus JetUp Apry Yosstar ini berhasil merebut podium 4 kelas matic 130 open. Rahasianya, “Stt…hanya mengotak-atik sekitar puli,” tegas Mansuri, sang mekanik yang bermarkas di Jakarta.
Yuk kita kupas mulai dasar. Motor matik, tak lagi menggunakan gigi transmisi. Gantinya adalah CVT atau Continuously Variable Transmission. Fungsinya sama, sebagai pemindah tenaga atau torsi dari mesin ke roda. Cuma bedanya, pada CVT, satu cuma rasio untuk menurunkan putaran ke roda. Juga didukung dua puli dan sabuk logam.
Makanya, puli menjadi bagian penting di balap matik. Karena, percuma saja mesin dikorek sampai nungging untuk menghasilkan performa maksimal. Tapi, torsinya tidak bisa diteruskan ke roda. Alhasil, cuma bisa teriak, motor ogah jalan.
Karena saat gas dibejek, puli ini bergerak merenggang dan menyempit. Pergerakan ini mempengaruhi tenaga yang akan disalurkan ke roda. Makin cepat gerakan merenggang-menyempit, makin responsif tenaga yang disalurkan. Nah, kecepatan gerakan ini dipengaruhi oleh per. Per yang lembek, tak akan mampu membuat puli bergerak cepat dalam merenggang maupun menyempit.
Makanya, per standar diganti per lebih keras bermerek CLD. Saat berlaga di Jogja lalu, ada 3 macam per yang diujicoba. Mulai per dengan kuran 1.000 rpm saat latihan resmi. Sang rider memberi masukan kalau motor masih kurang reponsif. Di saat race pertama, per dinaikkan menjadi 1.500 rpm. Hasilnya, lumayan, finish ke 7.
Toh saat dievaluasi, motor masih belum bisa cepat keluar dari tikungan. Kali ini, Suri berspekulasi memasang per ukuran 2.000 rpm. Dan hasilnya, cukup memuaskan. Saat race 2, finish urutan 4. Dan total poin mendapat juara 4. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Piston: FIM Piston
Klep: Sonic
Karburator: PWK 28
Pilot/main-jet: 20/130
Durasi: In 33/55 ex 55/33
Editor | : | billy |
KOMENTAR