“Iya. Itu gara-gara melihat Yamaha Fino versi Thailand dilengkapi swing arm. Tapi, anehnya kok di kita malah enggak aplikasi. Jadi, kayak ada yang hilang di sisi kanan atau knalpot,” ujar pria yang akrab disapa Billy dan bisa diajak ngobrol di HP 0816-1601160.
Menariknya, langkah yang dilakukan Billy yang juga pemilik gerai modif Billy Speed itu juga diikuti beberapa rekan-rekannya. Seperti Fahrul Rozy yang pemilik Yamaha Fino kelir kuning ini.
"Habisnya Yamaha terkesan tanggung banget menghadirkan Fino tanpa arm. Sedang versi Thailand saja pakai arm. Sebagai penyuka modif, ya akhirnya saya berkiblat ke Thailand,” ungkap Fahrul yang tinggal di daerah Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Langkah Fahrul dan Billy juga mengenai Mathias yang pemilik Yamaha Mio Sporty. Pemilik workshop TB Airbrush ini kenal dekat dengan Billy. Ketika disodorkan virus arm Fino pun dia ikut pasang.
Begitunya ada perbedaan selera diantara mereka bertiga. Buat Fahrul, lebih suka lengan ayun standar Fino langsung nempel di besutannya. Beda dengan Mathias dan Billy yang sudah memodifikasi arm itu.
"Kalau saya sih lihat arm standarnya sudah enak. Jadi, buat apa dipotong-potong. Lagi juga, sayang kalau dipotong karena belinya sudah cukup mahal dari Thailand,” beber Fahrul.
Tetapi buat pasang arm ini, as roda mesti pakai milik Yamaha Nouvo satu set dengan sil-nya. "Karena as roda Fino Indonesia masih kurang panjang,” sebut Billy yang workshop-nya di Jl. Taruna Jaya 2, No. 39C, Kemayoran, Jakarta Pusat. (motorplus-online.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR