“Menyesuaikan karakter balap Owie yang suka rolling speed. Jadi, lebih fokus seting putaran atas aja,” sebut Adlan Songa selaku tunner tim Honda MS Nissin Top-1 KYT FDR Denso TDR. Perbandingan kompresi yang diterapkan pun hanya bermain di 13 : 1.
Agar napas engine lebih panjang berkitir, Songa fokus di porting lubang inlet dan exhaust. Diameter inlet dibuat 24,5 mm dan exhaust 20 mm. “Inlet sempat dibuat 24,2 mm. Tapi, power masih kurang,” bilang tunner 39 tahun itu.
Seting porting, dikombinasi klep EE yang diameter payung klepnya dibuat 27,3 mm (in) dan 23 mm (ex). Durasi kem, bermain di 275º. Klep ini, juga turut menyesuaikan seting putaran atas.
Klep isap dibuat membuka 34 sebelum TMA (Titik Mati Atas) dan menutup 61. Katup buang membuka 55 sebelum TMB dan menutup 40 setelah TMA.
Menurut tunner Betawi ini, karena posisi lubang exhaust di Honda New Blade lebih ke bawah. “Pernah coba lift dibuat sama. Tapi, cuma torsi saja yang didapat. Napas bawah kuat, atasnya kurang,” aku Songa yang aplikasi knalpot R9 tipe Mugelo buat dukung power keluar sempurna. Menurut Songa, knalpot R9 fleksibel. Bisa pesan sesuai trek, mesin dan rider. (motorplus-online.com)
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR