Para builder sepertinya juga percaya, modifikasi yang dilakukan mestinya bisa digunakan oleh si pemiliknya. Tidak sekadar menjadi pajangan semata.
Ada enam modifikator menggoreskan hasil karyanya di atas sebuah kertas. Imajinasi mereka ini layak diimplementasikan menjadi sebuah karya nyata. Ini dia keenam hasil sketsa mereka.
HYPERMOTARD HAWEX CUSTOM
Builder Purnama Glanets, salah satu founder komunitas custom Street Demon, masih percaya jika simplisitas ol skool bakal tetap diminati pecinta estetika modif 2012. Imajinasinya customized belum bergeser pada traditional choppers. Tentu saja ciri khas seleranya tetap kentara.
Purnama suka gaya ala sport jadul, flat track ataupun café racer. Makanya ia menghindari rake centang dan down tube tinggi menjulang. Semua jarahannya rata seperti ciri khas pro street. Pilihan roda 21 inci atau 19 inci di depan berjarak sempit dengan T bawah menjadi ciri khasnya. Di belakang, sepatbor dibuat minimalis berkonstruksi dual sok konvensional ataupun hardtail.
Punggawa modifikasi aliran fashion Big Modification terkenal tidak suka bergaya neko-neko. Konsep ini jugalah yang diusung untuk skubek memasuki tahun Naga Air.
Budi ‘Big’ Rahmanto, bos Big Modify mempercayakan arahan skubek minimalis bergaya sporty. Ini terlihat pada penggunaan jok tunggal ala buntut tawon ala balap yang biasa dilakukan pada era balap Vespa.
Skubek yang pada dasarnya digunakan untuk kenyamanan. Dalam sketsanya Big mencoba menambah panjang wheel base sekitar 3 cm. Ii dilakukan untuk memudahkan pengendalian. Dengan begitu, skubek yang mepet menjadi lebih panjang.
“Tapi, jangan keramaian juga ya. Lebih baik simple tapi eye catching,” sebut modifikator sekaligus pemilik gerai di Jl. Summagung III, Blok E-3, No. 1, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Tren warna ngejreng juga diperlihatkan modifikasi berbadan subur ini pada motor Yamaha Byson ini.
Tapi, dasarnya modifikasi supermoto motor off-road yang diganti roda buat jalan aspal. Meski begitu, ada unsur yang penting bagaimana desainnya tetap sporty. Bodi dirancang secara harmonis dengan garis desain tegas dan tajam. Hasilnya seperti karya Anomali dengan basis mesin Honda CRF400.
NEO CAFE RACER
“Ide awalnya diambil dari desain Triumph Bonneville hasil karya Norman Hyde builder dari Hyde Harier yang menetap di Inggris,” ujar Donny Ariyanto builder dari Studio Motor Custom Bike yang gerainya bertempat di Jl. Kesehatan, Bintaro, Jakarta Selatan.
Untuk ubahan bodi seluruhnya dari tangki sampai buntut belakang model single seat sudah dibuat lebih menyudut dan persegi. Sedangkan untuk half fairing desain yang ditampilkan sedikit dibentuk rada lebih membulat. “Jadi hanya areal fairing saja yang desainnya memang membulat. Kesan modern berpadu dengan tampilan klasik,” mantap Donny yang konsep motornya ini sudah nongol di website Return of The Café Racer, yang merupakan website khusus ubahan motor balap jadul.
SKULL TRASHER
Image skull juga sudah dikombinasikan dengan corak atau stripping dan berbagai macam warna. Perpaduan grafis dan realis pada sketsa Tryink terasa hidup karena perpaduan warna yang dihadirkan memang sudah berani.
“Ini adalah kunci kuat untuk menghasilkan keharmonisan di antara image skull yang bernuansa keras dan lekukan halus dari fairing atau bodyset motor sport,” sebut Tasdik Jamil dari Tryink Decals yang mangkal di Jl. Cikaso, No. 64, Bandung, Jawa Barat.
(motorplus-online.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR