Berkat Ceppy Sugiarto sang mekanik sudah menggunakan teknik modern untuk korek mesin. Untuk porting kepala silinder, bukan lagi main tebak-tebak buah manggis. Tapi, menggunakan alat ukur. Jadi, ada parameternya, Cuy!
Parameternya didapat menggunakan flowbench. “Yaitu alat ukur untuk mengetahui debit gas bakar alias CFM,” bilang Ceppy yang selalu berusaha update ilmu koreknya.
Setiap ukuran klep ada patokannya. Kalau lebar payung klep in 26 mm, lubang porting harus dikorek sampai 95 cfm. Jika aplikasi payung klep in 28 mm, harus mendapatkan angka 103 cfm. Dan kalau klep in 29 mm, maka harus mendapatkan angka 112 cfm.
Angka ini didapat dari rumus flowbench yang dimiliki Bintang Racing Team (BRT). Setiap flowbench beda patokan angkanya. Karena beda flowbench, otomatis akan beda pula rumusnya.
Jadi, meski nyontek korekan Ceppi, kalau tidak angka flowbench belum tentu sama hasilnya.
Karburator dari Suzuki Jepang. “Mikuni Yoshimura, pengabutannya bagus,” ungkap Ceppy yang kasih pilot-jet 20 dan main-jet 128.
Paling penting lagi, mekanik bertubuh subur ini kasih angka buka-tutup klep pas. “Durasi klep isap dan buang dibikin sama. Yaitu 265 derajat,” sebut mekanik yang lama menekuni pasar senggol itu.
Selain aplikasi ilmu korek modern, Chepy juga menggunakan teknik serba ringan. Katanya untuk matik itu perlu komponen yang ringan. Seperti piston dibuat enteng.
Aplikasi piston cukup murah-meriah. Menggunakan merek NPP untuk Kawasaki Kaze diameter 55 mm. Namun kepala piston lebih, solusinya harus dibubut.
Selain pantat blok, juga harus menggunakan paking. “Cukup menggunakan paking aluminium tebal 1 mm. Agar kepala piston tidak banyak dibubut,” urai Ceppi berbagi ilmu. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban : Indotire 90/80-14
Karet intake : Binter Merzy orisinal
Roller : AHRS 7 & 8 gram
Knalpot : AHRS
CDI : BRT
Editor | : | billy |
KOMENTAR