Untuk mengatasi haus oli, ada beberapa trik dari Mariasan Kocek, mekanik JP Racing yang konsisten dengan matik. Apa sih trik dari mekanik yang juga merangkap sebagai pembalap itu?
Boring Tebal
Pertama, ketika melakukan bore up, banyak yang ganti boring. Usahakan boring atau liner dibuat tebal, kalau bisa minimal 5mm. Atau minimal seperti asli pabrik tebal boringnya.
Kalau tipis berakibat panas dan suhu mesin cepat naiknya. Akibatnya oli mesin jadi gampang menguap. Lebih repot lagi, boring yang tipis mudah memuai dan juga gampang bikin macet mesin.
Pilih juga bahan boring yang direkomendasi oleh mekanik berpengalaman biasa bikin motor balap road race. Pilih juga tukang bubut atau korter spesialis.
Celah antara piston dan liner sangat menentukan hasil bore up. Ini termasuk kunci utama dalam melakukan bore up. Kalau faktor ini gagal, power mesin rendah dan oli cepat abis.
“Clearance atau kerenggangan piston dengan liner. “Kalau untuk harian dipatok 0,01 dan maksimal 0,02mm buat balap,” jelas Chandra Sopandhi dari bengkel bubut Master Tjendana Bandung. Kalau buat balap dibikin longgar karena nggak usah inreyen.
Jika lewat dari 0,3mm kompresi jadi kurang padat. Paling penting pilih tukang korter yang bagus.
Perhatikan ring piston. Ini juga faktor utama keberhasilan bore up. Kalau motor bore up sudah lama dipakai, biasanya haus oli. Pertama yang harus dicek salah satunya adalah ring piston dulu.
Mengukurnya gampang. Masukkan ring piston ke dalam boring dan dorong menggunakan piston. BAru deh kemudian mengukur celah atau gap pertemuan dua ujung ring piston.
Kondisi normal, celanya berkisar antara 0,2 sampai 0,3mm. Kalau memang terbukti kurang dari itu harus segera ganti ring piston ya, Bro!
Editor | : | billy |
KOMENTAR