Jika rontok menyebabkan piston macet |
"Menurut mekanik yang ngebongkar, kampas kopling kemakan sampai meninggalkan geram-geram dan itulah yang membuat macet jalur oli," kata Wahyu sang pemilik Tiger itu.
Peristiwa ini terjadi pada akhir 2010 lalu. Menurut Wahyu, sepertinya kualitas kampas kopling Tiger generasi terakhir berbeda dengan yang awal. "Saya sudah lama pakai Tiger dan di rumah juga ada Tiger 2002, sampai sekarang kampas kopling
masih bagus tuh," lanjutnya.
Setelah dia lihat di toko spare-parts, sepertinya memang ada perbedaan antara kampas versi lama dan keluaran baru.
Bukan cuma Wahyu saja yang menemui masalah ini. "Saya juga sering menemui seperti itu di motor konsumen, oli tercampur material lain seperti geram-geraman itu," kata Zaki Amali dari bengkel Obelix di Jl. Raya Condet No. 5A, Jakarta Timur ini. Bengkel ini terkenal sebagai tempat servis dan modif komunitas Tiger.
"Sepertinya memang ada perbedaan bahan dengan yang lama, kita mengenalnya dengan kampas kopling Jepang asli, tapi itu sudah jarang ada sekarang," tambah
pria bertubuh besar ini.
Mari tanya langsung ke PT Astra Honda Motor (AHM) yang diwakili Herry Junaidi selaku GM Parts Division. Katanya umur kampas kopling tergantung pemakaian dan penyetelan.
"Kondisi jalan yang semakin macet sangat mempengaruhi penggunaan kopling.
Sehingga beban gesekan dan panas kampas kopling bertambah. Sangat mempengaruhi umur pemakaian kampas kopling," jawab Herry Junaidi melalui surat elektroniknya.
Saat ditanyakan masalah kampas Jepang dan lokal dijelaskan katanya lokalisasi produk sangat wajar bagi setiap produsen untuk menekan biaya delivery.
Untuk mengatasi masalah piston sampai macet tadi, disarankan untuk lebih mempercepat periodesasi penggantian oli. Selain itu, tentunya juga cara berkendara dan setingan kopling yang memang perlu diperhatikan lagi.
Untuk menghindarinya, harus lebih sering ganti oli (kiri). Buatan Thailand? Aneh ya. di sana kan ga ada Tiger? (Kanan).
JEPANG, THAILAND DAN LOKAL
Setelah disurvey di beberapa toko spare-parts, kampas kopling Honda Tiger yang diproduksi Honda ada tiga pilihan. Ketiganya dilengkapi tulisan Honda dan barcode. Ada yang diklaim buatan Jepang, Thailand dan tentunya juga lokal.
Tentu saja harga ketiganya juga beda. "Untuk yang Jepang harga per lembar sampai Rp 80 ribu, kalau 5 lembar ya tinggal dikalikan," kata Jeky, sapaan akrab Zaki. Ini yang termahal.
"Selain itu ada juga buatan Thailand, harga per lembar antara Rp 20 ribu sampai Rp 25 ribu," tambah Fery dari Cineng Motor di wilayah Bates, Ciledug, Tangerang yang memang terkenal sebagai pusat spare-parts lokal dan import.
Sedangkan yang buatan lokal AHM harga eceran tertingginya (HET) Rp 100 ribu, tapi banyak toko menjual Rp 82 ribu/set atau lima lembar.
Ayo pilih mana? (motorplus-online.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR