Jakarta - Pada sasis, ada bagian utama yaitu rangka lantas dihubungkan dengan bagian-bagian lain, seperti sokbreker dan lengan ayun yang merupakan bagian dari kaki-kaki.
Nah, untuk sokbreker belakang ini, ada beberapa fungsi tersendiri selain sekadar menerima dan meredam guncangan yang diterima roda akibat lewat permukaan jalan, baik yang rata atau bergerinjul.
Urusan utamanya, memang untuk menurunkan kadar guncangan dari permukaan jalan yang diterima roda. Lantas, melalui per dan oli di dalam tabungnya, guncangan tadi ditahan agar tidak terlalu keras mengayunnya.
Kemudian sektor pengendalian juga menjadi salah satu faktor yang berhubungan dengan sokbreker alias suspensi, baik depan maupun belakang.
Khusus di belakang, ada beberapa hal perlu diperhatikan agar sokbreker bisa memenuhi kebutuhan akan peredaman guncangan roda sekaligus mampu memberikan stabilitas yang baik bagi tunggangan.
“Sokbreker perlu lentur sebagai salah satu peranti suspensi yang meredam guncangan,” tutur Benny, R&D dari Mitra2000 perilis sokbreker YSS, dalam sebuah kesempatan.
Hal ini tentu saja ditunjang dengan adanya pengikat-pengikat ke bodi motor, yang memang tak membuatnya menjadi kaku atau rigid. Bushing sokbreker misalnya, sebagai unsur pendukung redaman guncangan, perlu terbuat dari bahan yang lentur namun berdaya tahan tinggi, agar awet digunakan.
Kelenturan bushing pun, membuat gerak sokbreker menjadi lebih luwes dan tidak menjadikan hambatan bagi pergerakan swing arm atau lengan ayunnya.
Ada kiat yang diaplikasikan agar sokbreker bisa diketahui tingkat kelenturannya. Seperti pernah diutarakan oleh Taqwa SS dari Garden Speed. Menurutnya, meski sokbreker sedang terpasang dan terikat kencang, posisinya harus bisa digoyang-goyang. Intinya tidak kaku sama sekali.
Hal ini juga diaplikasi oleh Jimmy dari Dunia Motor (DM) pada tunggangan balapnya. “Jadi, untuk mengetahuinya, sokbreker dikencangkan bautnya, misal bagian bawahnya dulu, lalu bagian atas sokbrekernya harus masih bisa digeser ke kiri dan ke kanan, di bagian yang belum terpasang bautnya,” jelasnya.
Ada juga peninggi sokbreker yang menggunakan adaptor dengan sisi berbeda antara bushing sokbreker asli dengan dudukan baut sokbreker pada lengan ayunnya.
Hal ini jelas menyalahi aturan karena posisi gerak sokbreker pun akan berbeda dan konsekuensinya, fungsi peredaman dan penunjang stabilitasnya berubah.
Sudah paham, kan. Jadi enggak sekadar terikat kencang. Tapi sokbreker juga agar bisa bekerja maksimal harus ada ruang geraknya juga! (motorplus.otomotifnet.com)
Nah, untuk sokbreker belakang ini, ada beberapa fungsi tersendiri selain sekadar menerima dan meredam guncangan yang diterima roda akibat lewat permukaan jalan, baik yang rata atau bergerinjul.
Urusan utamanya, memang untuk menurunkan kadar guncangan dari permukaan jalan yang diterima roda. Lantas, melalui per dan oli di dalam tabungnya, guncangan tadi ditahan agar tidak terlalu keras mengayunnya.
Kemudian sektor pengendalian juga menjadi salah satu faktor yang berhubungan dengan sokbreker alias suspensi, baik depan maupun belakang.
Khusus di belakang, ada beberapa hal perlu diperhatikan agar sokbreker bisa memenuhi kebutuhan akan peredaman guncangan roda sekaligus mampu memberikan stabilitas yang baik bagi tunggangan.
“Sokbreker perlu lentur sebagai salah satu peranti suspensi yang meredam guncangan,” tutur Benny, R&D dari Mitra2000 perilis sokbreker YSS, dalam sebuah kesempatan.
Hal ini tentu saja ditunjang dengan adanya pengikat-pengikat ke bodi motor, yang memang tak membuatnya menjadi kaku atau rigid. Bushing sokbreker misalnya, sebagai unsur pendukung redaman guncangan, perlu terbuat dari bahan yang lentur namun berdaya tahan tinggi, agar awet digunakan.
Kelenturan bushing pun, membuat gerak sokbreker menjadi lebih luwes dan tidak menjadikan hambatan bagi pergerakan swing arm atau lengan ayunnya.
Ada kiat yang diaplikasikan agar sokbreker bisa diketahui tingkat kelenturannya. Seperti pernah diutarakan oleh Taqwa SS dari Garden Speed. Menurutnya, meski sokbreker sedang terpasang dan terikat kencang, posisinya harus bisa digoyang-goyang. Intinya tidak kaku sama sekali.
Hal ini juga diaplikasi oleh Jimmy dari Dunia Motor (DM) pada tunggangan balapnya. “Jadi, untuk mengetahuinya, sokbreker dikencangkan bautnya, misal bagian bawahnya dulu, lalu bagian atas sokbrekernya harus masih bisa digeser ke kiri dan ke kanan, di bagian yang belum terpasang bautnya,” jelasnya.
Ada juga peninggi sokbreker yang menggunakan adaptor dengan sisi berbeda antara bushing sokbreker asli dengan dudukan baut sokbreker pada lengan ayunnya.
Hal ini jelas menyalahi aturan karena posisi gerak sokbreker pun akan berbeda dan konsekuensinya, fungsi peredaman dan penunjang stabilitasnya berubah.
Sudah paham, kan. Jadi enggak sekadar terikat kencang. Tapi sokbreker juga agar bisa bekerja maksimal harus ada ruang geraknya juga! (motorplus.otomotifnet.com)
Editor | : | Billy |
KOMENTAR