Ia lantas dirawat selama enam hari di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan. ”Diagnosanya saya tertular orang lain, kena polusi udara dan AC,” katanya.
Wini mengakui jarang menggunakan masker saat dibonceng motor. “Pihak RS Fatmawati bilang saya terkena polusi udara. Ia juga diuap untuk mengencerkan lendir di paru-paru,” terangnya.
Dr. Andrian Tio menerangkan, gejala broncho pneumonia atau radang paru dan sesak nafas alias pleural effusion dipengaruhi tiga faktor. Yakni, kelembaban udara, daya tahan tubuh dan polusi. Jika dibiarkan bisa menjadi akut yakni kelainan paru-paru dan bronchitis.
Hal ini juga yang diseriusi beberapa produsen masker untuk pengendara. ”Siapun yang peduli lingkungan pastinya setuju kalau udara kota besar sangat polutan,”jelas Nicolas Budi Susanto, Sales Manager PT Maskrindo Komintment Sentosa, produsen masker berlabel Mask.
“Udara kotor dihirup pengendara menyebabkan rentan terserang penyakit seperti batuk, throat inflammation atau radang tengorokan, asma, emphysema, kanker paru, paru-paru basah.” (motorplus-online.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR