Bukan cuma motor yang dimodifikasi, Cuy! Ranjau paku yang sering ditebar para bajingan penebar ranjau paku pun, banyak yang sudah dimodifikasi. Wow!
Mereka tidak sekadar menebar paku berukuran kecil dengan panjang sekitar 3cm. Kini mereka menebar ancaman dengan paku yang sudah dimodifikasi sendiri. Diambil dari beberapa alat kebutuhan rumah tangga seperti payung atau jari-jari pelek motor yang sudah dimodif.
Siswanto, salah satu pentolan Sapu Bersih Ranjau Paku (Saber) bilang itu ketika berlangsung Gerakan Sapu Ranjau Paku yang diadakan MOTOR Plus bersama komunitas, Sabtu 31 Maret 2012 lalu. “Kalau sudah kena ranjau paku modif ini, ban tubeless pun tidak sanggup menahannya,” ungkap Siswanto sambil menunjukkan model ranjau yang dibuat dari potongan rangka payung.
Rangka payung yang memiliki panjang sekitar 30-40cm ini dipotong kecil jadi 4-5cm. Ujungnya dibikin lebih tajam dan berfungsi menusuk ban. “Jahatnya ranjau paku ini, angin akan terus keluar,” tambah Agus juga dari Saber.
Kenapa angin ban bisa terus keluar? “Karena model rangka payung itu berbentuk U atau V. Sehingga lewat celah ini angin bisa nyelinap,” rinci Agus lagi.
Jauh lebih bahaya dari ranjau yang dibuat dari jari-jari pelek. “Lebih jahat dan akan langsung merusak ban. Saat kena lindas ban, ranjau akan akan langsung menusuk dan masuk ke dalam ban. Ketika kempis dan dipaksa terus jalan, paku akan menusuk ban dalam sehingga tidak bisa dipakai lagi,” kata Siswanto.
Secara lokasi, ranjau modif baru ini banyak disebar oleh ‘pemain’ di daerah Jakarta Timur dan Jakarta Pusat. “Daerah Roxy, Cideng, juga daerah Harapan Indah, Bekasi,” urai Siswanto.
Lokasi tebaran paku konvensional biasanya sekitar 500 meter sampai 1 km dari terduga tukang tambal ban. “Dengan paku model baru ini, paling jaraknya hanya 100 meter. Karena setelah itu ban akan bocor.”
Untuk itu, Siswanto sedikit kasih tips menghindari jebakan ini. “Mengetahui jalur yang dijadikan sasaran. Lokasinya sudah diinformasikan kepolisian berdasarkan info kami.”
Setelah mengetahui lokasi, atur kecepatan kendaraan. Kalau bisa, upayakan motor digeber tidak lebih 30 km/jam. “Kecepatan lebih dari itu, tusukan paku akan lebih mudah masuk ke dalam lubang,” urai Siswanto.
Biasanya tebaran paku bisa mencapai puluhan dalam satu kawasan. Perhatikan jalan dan jika ada tebaran ranjau biasanya akan terlihat lewat bantuan cahaya matahari. Repotnya, penebar juga lebih pintar dengan mengecat atau dibakar sehingga pantulan paku jadi samar. (motorplus-online.com)
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR