"Sekarang makin banyak saja ranjau paku. Tiap pagi satu orang dari kami bisa membawa pulang lebih dari 1 kilogram paku," buka Siswanto, dari Saber. Padahal alat yang mereka gunakan ini tergolong sederhana. Hanya menggunakan magnet untuk menarik paku-paku tadi.
Anehnya dari paku yang mereka dapatkan, warna dan bentuknya terlihat masih baru. Masih lurus, belum berkarat dan warnanya mengkilap. "Memang pelakunya niat menyebarkan paku," beber pria tinggi besar ini.
Soal waktu penyebarannya pun sudah bisa dideteksi. Umumnya pelaku tebar ranjau paku melakukan aksinya di malam hari. Pastinya karena di malam hari relatif lebih sepi, resiko tertangkap tangan oleh warga jadi lebih kecil.
"Buktinya tiap pagi kita bisa dapat paku banyak sekali. Selain itu sehabis hujan juga banyak," jelas Siswanto. Artinya di saat hujan pelaku sengaja menyebarkan paku. Saat hujan pasti banyak pengendara lain yang memilih berteduh ketimbang tetap berkendara.
Saat aspal basah, keberadaan paku di permukaan jalan juga jadi tidak terlihat. Umumnya samar karena paku dan aspal sama-sama mengkilap. Tim Saber pun memberikan sedikit trik agar tetap aman saat melintas di daerah rawan ranjau paku. Seperti di flyover Roxy, Jl Hasyim Ashari, Jl Hayam Wuruk, Jl Medan Merdeka Utara, Jl Gunung Sahari dan kawasan Senen Jakarta Pusat.
"Sebaiknya kecepatan tidak terlalu tinggi. Kalau kecepatan tinggi ban lebih mudah tertusuk paku. Kita sudah coba buktikan hal ini," jelas Siswanto. Langkah lainnya adalah sebaiknya tetap membawa ban dalam cadangan di motor.
Ranjau Paku Dari Rangka Payung
Kalau model seperti ini, sisi yang runcing bukan cuma satu tapi ada dua. Bentuknya yang pipih dan berongga di bagian tengah dipastikan bisa membuat ban tubeless tetap bocor. Makin waspada ya bro! (motorplus-online.com)
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR