Jakarta - Sama halnya seperti Pertamax atau Pertamax Plus, Pertamina Dex juga termasuk BBM non-subsidi yang dipergunakan untuk mobil diesel keluaran terbaru, mobil kelas mewah, dan termasuk juga truk dan alat-alat berat. Tapi, dalam praktiknya, banyak pemilik mobil mewah atau sejenisnya mengisi solar bersubsidi.
Pertamina DEX memiliki beberapa keunggulan utama dibandingkan bahan bakar diesel lainnya. Di antaranya, angka cetane minimum 53, sehingga membuat mesin lebih bertenaga, lebih irit, suara lebih halus dan mudah dihidupkan. Selain itu, kandungan sulfur di bawah 300 ppm dan kandungan partikular yang sangat sedikit dan bersih, membuat emisi gas buang kendaraan menjadi lebih ramah lingkungan.
Mengingat selisih harganya yang "selangit" dengan Pertamina Dex (13.150), makanya pemilik mobil diesel membidik solar subsidi yang Rp5.500.
Seperti yang terjadi di SPBU 34.10301 Menteng Jakpus, banyak mobil mewah dari warga sekitar Menteng yang mengisi bahan bakar solar bersubsidi sebelum tanggal 1 Agustus 2014. Jika dilihat kendaraannya, rata rata keluaran baru dan mewah. Seperti Ford Everest, Mitsubishi Triton, Pajero, Toyota Innova dan lainnya.
Lantaran SPBU ini berada di daerah dekat dengan pusat pemerintahan dan Negara, banyak juga mobil instansi atau BUMN yang mengisi bahan bakar solar bersubsidi.
“Terkadang untuk mendapatkan solar bersubsidi ada yang mengganti plat nopol nya yang tadinya merah menjadi hitam,” jelas operator SPBU Menteng yang sudah hapal beberapa jenis kendaraan pemerintahan karena sering mengisi ditempatnya.
Mobil kedutaan yang bermesin diesel juga sering mengisi solar bersubsidi. Pasalnya, peraturan larangan bahan bakar bersubsidi untuk 3 jenis kendaraan, yakni mobil pemerintahan, instansi atau BUMN bernopol merah, tidak termasuk mobil kedutaan. "Kendaraan dinas TNI/Polri dan kendaraan yang diberi stiker 'Dilarang menggunakan BBM bersubsidi'," Jelas Heri Buchori, Staf SPBU Menteng. (Mobil.otomotifnet.com)
Editor | : |
KOMENTAR