Sensor parkir memang dipasang buat memberi peringatan akan hadirnya benda penghalang di belakang mobil. Apakah mendadak sensor ini bisa rusak? Atau, apakah ada kondisi tertentu yang membuatnya bungkam? Lantas bagaimana solusinya kalau rusak? Anda juga pasti penasaran bukan?
Nah, kali ini dibahas tuntas mengenai sensor parkir yang kebanyakan sudah menjadi peranti orisinal bawaan mobil. Mulai dari ketersediaannya di pasaran onderdil, fakta sebenarnya dari sensitivitas, perilakunya kalau terkena efek modifikasi sampai kemungkinan penggantian sistemnya kalau rusak. Temukan semua jawabnya di bawah ini.
Sensitivitas sistem sensor parkir merupakan hal terpenting, karena berhubungan dengan keamanan bodi mobil itu sendiri ketika sedang diparkir. Jangan sampai indikator pengingat baru aktif, sesaat setelah bokong mobil membentur sesuatu di belakangnya.
Sensor ini mendeteksi benda mulai jarak 1,5 meter. “Misalnya pada Innova, buzzer akan berbunyi dengan jeda 225 milidetik. Pada jarak 1 meter berbunyi lebih cepat dengan jeda 75 milidetik dan pada jarak 0,5 meter akan bunyi tanpa putus,” ujar Iwan Abdurahman, trainer PT Toyota Astra Motor.
Nah, biasanya ada kecepatan maksimum agar sensor bekerja. “Buat sensor mundur memang tidak ada data pasti. Namun corner sensor aktif di bawah 10 km/jam. Secara logika, mirip,” tambahnya.
Misalnya Anda mundur 10 km/jam, mobil sama saja mundur 2,7 meter/detik. Kalau mundur ngebut sampai 20 km/jam saja, sudah lewat 5,5 meter/detik. Bisa keburu nabrak, deh.
Sensitivitas memang bergantung dari beberapa faktor. Seperti lebar dan sudut sensor, jumlah serta jarak dari tanah. Lebar dan sudut dari sonar yang semakin besar, akan membuat sensor lebih sensitif. Selain itu, ketinggian posisi sensor dari tanah, juga memengaruhi sensitivitasnya.
Sayangnya, keakuratan sensor ini tidak dapat di-setting, lantaran hanya bergantung dari penempatan serta jumlah sensor. Jika sensor yang dipakai makin banyak, misal 4 buah sensor di bemper belakang, akan lebih membantu kemampuan sensitivitasnya. Karena daerah pantau obyek di belakang mobil akan semakin banyak tertangkap oleh sensor.
Sedangkan jarak atau ketinggian sensor dari tanah juga berpengaruh. Sebab terkadang jika ground clearance mobil terlalu tinggi, akan membuat derajat sudutnya lebih menjauh dari obyek yang lebih rendah dari posisi bemper mobil.
Namun jika kasusnya bokong mobil tetap tersandung obyek di belakang, dengan ketinggian yang sejajar dengan bemper belakang, bisa dikarenakan letak sensor yang terlalu jauh satu dengan lainnya
Idealnya untuk pemasangan sensor parkir, tinggi sensor dari permukaan tanah antara 50-70 cm. “Dengan jarak dari sisi terluar mobil ke sensor pertama 9-15 cm,” ujar Wira Santosa dari gerai SACS, Pondok Gede. Sementara sela antara sensor pertama dan kedua, dapat dihitung dengan formulasi 0,3 L (lebar mobil). Misal lebar mobil 100 cm, maka jarak antara tiap sensor adalah 30 cm (0,3 x 100 cm).
Rada miris melihat ketesediaan komponen yang ada di bumper belakang ini. Ternyata tidak banyak pedagang onderdil yang menyediakan spare parts khusus untuk sensor mundur. Padahal secara logika, kalau ada sensor yang mundur tidak perlu ganti satu sistem dan tinggal menukar komponen yang rusak saja, bukan?
Ternyata tidak juga. “Kita memang tidak stok. Karena selain jarang permintaan, harganya juga mahal,” bilang Wiekiat, bos Arena Motor, pedagang onderdil Nissan di Duta Mas Fatmawati, Jaksel.
Hal ini diamini Agung, pemilik Putra Agung Motor gerai spare parts Toyota di Pasar Palmerah, Jakbar. “Kita kebetulan ada, tapi harganya mahal banget,” tukasnya seraya menyebut contoh sebuah sensor mundur Toyota Kijang Innova yang punya price list Rp 1,390 juta.
Tak heran kalau pedangang spare parts pun kadang menyarankan untuk melirik barang aftermarket. Teks box part baru (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR