Memang tidak berarti suspensi standar kurang mumpuni, namun, ada pilihan lain untuk menjadikan tunggangan lebih stabil dan tentunya akan berefek pada keselamatan dan keamanan berkendara. Meski, terkadang sektor kenyamanan mungkin berada di bawah tingkat kenyamanan suspensi standar.
Buat yang kurang puas dengan performa suspensi standar, ada pilihan lain yaitu menggunakan coilover shockbreaker. "Ini bisa jadi pilihan, asal pernya jangan terlalu keras, jadi pilih yang street use," terang Michael Andries dari M Tuning, di kawasan Cireundeu, Tangerang, Banten.
Salah satu keuntungannya, bisa disetel ketinggian suspensinya juga tingkatan kekerasan pernya bisa diubah. "Settingannya lebih banyak ketimbang pakai yang standar," tukas lelaki yang disapa Mike itu. "Penyetelannya ada yang pake kunci atau menggunakan kenop untuk mengubahnya," lanjutnya.
Beberapa pilihan produk aftermarket, bisa menggunakan Tein, HKS dan beberapa yang ada versi jalanannya. "Untuk sokbreker, bisa pakai K-Sport atau Hotbits," tambah Taqwa SS dari Garden Speed.
Menurut Taqwa, tiap produk memiliki kelebihan masing-masing. "Hotbits memungkinkan servis ulang, karena ada dealernya di sini," tukasnya. Servis ini meliputi penggantian oli sokbereker, sil-sil di dalamnya juga diganti baru dengan biaya sekitar Rp 350 - Rp 400 ribu per sokbreker.
Sokbreker dengan tabung bypass menambah volume nitrogen(kiri atas). Ulir dan setelan per untuk naik turun suspensi(kiri bawah). Kekerasan per tergantung pada penggunaan mobilnya (kanan).
"Harga yang ditawarkan bermacam-macam. Mulai dari Rp 10-19 juta per set," ujar Henricus dari Hotbits Indonesia, di kawasan Tanjung Duren, Jakarta Barat.
Tentu tipe yang dijual bermacam-macam. Hal ini pada umumnya sama untuk berbagai merek. Seperti suspensi coilover yang hanya memiliki penyetelan untuk tinggi rendah per nya saja, kemudian meningkat lagi dengan setelan kompresinya. "Paling lengkap dengan setelan kompresi maupun rebound," ujar Henricus.
Uniknya, berbeda dengan sokbreker standar pada umumnya, sistem suspensi coilover ini menganut sistem double action, yaitu memiliki kempuan kompresi dan rebound. "Jadi gerakan suspensinya jadi lebih lembut," ujarnya.
Soal kekerasan per, bisa dilihat dari kepentingan penggunaannya. "Misal untuk Jazz yang digunakan harian bisa menggunakan per dengan beban yang menahan hingga 25 kg per per nya. Sementara jika ingin lebih keras tentu bebannya masih lebih berat lagi.
Nah, ada pilihan lagi untuk meningkatkan performa tunggangan Anda. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR