Sedan atau mobil kecil pun bisa pakai. Menonjolkan karakter sporty
Berkesan Mahal
Seperti pada pakaian, warna hitam membantu menutup kekurangan pelek dan membantu mempertegas karakter kendaraan. Kekurangan yang terkoreksi bukan hanya cacat, lecet karena kecelakaan seperti tergores dan umur. Tapi juga ‘tampang’ atau modal pas-pasan.
“Kalau kita mau mengekspose detail akar atau palang, ya pasti pelek silver atau polished. Tapi kalau pelek biasa aja, udah lama, kondisinya juga sudah enggak sempurna, ya udah timpa aja pakai warna hitam. Semua kekurangan langsung tertutup,” kata Pramanandana dari rumah modifikasi Wisesa Motorsport (WM).
Dengan warna hitam, pelek murah pun jadi terkesan mahal. Material pelek seperti alloy, forged atau aluminium, terlihat serupa dengan warna hitam. “Nggak ketahuan beratnya seberapa kan. Pakai hitam udah aman deh, enggak ketahuan kalau pelek murah,” lanjut lajang yang berpraktek di Jln. Haji Nawi, Jaksel ini.
Selain mahal, warna hitam juga menegaskan karakter mobil. Jadi makin garang dan sporty. “Biasanya yang SUV seperti Pajero, Fortuner, atau jip. Pakai pelek hitam kesannya jadi galak, macho. Untuk mobil yang lebih kecil jadi lebih sporty. Yang pengin terkesan lebih kalem, biasanya divariasi dengan lips polished atau silver,” imbuh Fufu dari FRC Motorsport.
Hitam juga bisa jadi pilihan praktis untuk menyegarkan penampilan. Pelek yang sudah cukup ‘berumur’, biasanya memiliki luka-luka seperti baret atau cacingan di sekitar baut-baut. Melabur pelek dengan warna hitam, membantu menutupi semua kekurangan tanpa berkesan perbaikan.
“Pelek asli punya vernis pelangi. Kalau direpair, pelanginya jadi ilang. Jadi ketahuan kalau pelek kita repair-an. Daripada di-repair, mending timpa aja warna hitam. Cacat ketutup, enggak berkesan barang repair, penampilan fresh. Gila itu pelek mahal, dapetnya susah malah dicat lagi,” papar Dana.
Hitam, cara gampang mempertegas karakter garang
Melabur pelek dengan warna hitam, biasanya jadi pilihan yang ingin tampilan baru tapi aman. Hitam merupakan warna netral yang bisa masuk ke semua warna dan model. Melabur warna hitam juga jauh lebih mudah. Cocok buat yang enggak mau repot cari lagi ukuran atau spek pelek yang sama.
Dana biasa mengerjakan pengecatan pelek dengan biaya Rp 300-400 ribu dalam waktu berkisar 1 minggu. Tergantung ukuran, jenis dan model atau desain pelek. Pelek 1 piece lebih cepat dan murah daripada pelek 2 piece, yang perlu membuka baut-baut pelek.
Pengecatan bisa dilakukan permanen atau temporer. Cat permanen, pelek langsung ditimpa ke permukaan pelek setelah diamplas atau epoksi. Cat temporer, biasanya jadi pilihan yang masih pengin kembali ke warna asli karena takut bosan atau mau jual lagi.
“Bisa diakali dengan stiker. Pelek distikerin dulu warna putih atau hitam, baru habis itu peleknya dicat. Begitu mau balik standar, tinggal dikeletekin aja stikernya,” jelas Dana.
DOFF, SEMI, GLOSSY
Ada beberapa jenis pelek hitam, doff, semi doff dan glossy atau mengkilap. Pelek doff, warnanya tidak mencolok dan permukaannya berpori. Pelek semi doff, adalah pelek doff yang diberi lapisan vernis. Lebih mengkilap dari pelek doff, permukaannya halus, tapi tidak sekinclong pelek glossy.
“Saya menyarankan yang semi doff. Doff itu permukaannya kasar, kalau kotor debunya jadi nempel. Kalau semi, lebih gampang dibersihkan,” bilang Dana. “Kekurangan pelek doff memang lebih gampang kotor, enggak bisa dipoles, susah dibersihkan dan berkesan dekil,” lanjut Fufu.
Apalagi pada mobil Eropa seperti Mercedes-Benz atau BMW. “Kampas rem-nya lebih mudah tergesek dan serbuknya menempel di pelek doff yang berpori. Mesti dibersihkan tiap hari, biar enggak perlu digosok keras atau jadi noda permanen,” saran Dimas Bodat, spesialis detailing dari WM.
Untuk membersihkan, Dimas menyarankan pemakaian busa dan sabun biasa. Hindari sikat dan menggosok terlalu keras, “Pelek doff berubah jadi mengkilap atau glossy dalam waktu lebih singkat.” (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR