Lantaran memiliki dimensi yang lebih besar dan bobot yang lebih berat, otomatis membuat tabiat MPV tak segesit mobil yang lebih kecil dimensinya. “Oleh karena faktor bobot, jelas performa rem MPV tak dirasa pakem layaknya sedan. Selain itu, MPV juga bukan digunakan untuk mengejar performa kan?,” sahut Andry Bastian, service manager Astrido Toyota Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Sehingga, penyesuaian cara mengemudi di MPV, mutlak diperlukan untuk menghindari risiko yang tak diinginkan.
Namun untuk membenahi kinerja pengereman pada MPV, pihak pabrikan telah membekali beberapa fitur yang berguna untuk membuat pengemudi dan penumpang lebih aman selama dalam perjalanan. Salah satunya, dengan membekali peranti rem cakram pada bagian depannya.
Efeknya, selain dinilai memiliki pengereman lebih bagus, penggunaan rem cakram membuat perawatannya menjadi lebih mudah. Lantaran konstruksinya yang lebih sederhana jika dibandingkan rem teromol.
Sementara untuk rem belakang, umumnya (memang) masih menggunakan model teromol, ini lebih dikarenakan faktor fungsional. “Rem teromol memiliki kinerja pengereman yang lebih baik dalam kondisi beban berat. Sehingga masih umum digunakan pada MPV hingga sekarang,” sahut Sudjarwo Priyono, kepala bengkel PT. Astra Daihatsu Motor Pondok Pinang, Jakarta Selatan.
Selain itu, fitur Load Proportional Valve (LPV), turut diaplikasi pada MPV (yang rem belakangnya masih mengadopsi model teromol). Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja rem saat kondisi beban penuh.
Selain itu, kehadiran fitur Anti-lock Braking System (ABS) sudah bisa ditemukan pada MPV seperti Innova tipe V dan Honda Freed. Penggunaan fitur ABS sangat efektif dalam memangkas jarak pengereman, lantaran gejala roda mengunci saat melakukan hard braking (pengereman mendadak) bisa dihilangkan.
“Dari segi perawatan, rem ABS juga tak repot. Asal selalu dicek berkala kondisi sensornya saja. selebihnya, hampir bebas perawatan,” tambah Andry.
Selain fitur, perawatan berkala juga mempengaruhi kinerja pengereman. Karena komponen rem rawan dihinggapi oleh kotoran atau debu sisa pengereman (brake dust). Hal tersebut penting, karena kotoran dapat membuat kerja kampas rem saat menekan teromol atau piringan rem berkurang. Idealnya, setiap 10 ribu km, disarankan untuk melakukan pengecekkan kondisi sistem pengereman. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR