|
OTOMOTIFNET - Prediksi optimis mulai muncul dalam benak para penjual mobil pemegang merek. Tahun Macan yang diprediksi penuh gejolak, justru dilihat sebagai sebuah kebangkitan dari tahun sebelumnya.
Bila 2009 lalu, “Totalnya 485 ribu unit, tahun 2010 ini saya optimis bisa mendekati 600 ribu unit,” tutur Bambang Trisulo, ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).
PAJAK PROGRESIF
Optimisme Bambang bukan tanpa alasan. Ia melihat, kini sejumlah indikator makro ekonomi yang biasanya ‘menyeret’ sektor riil, memberi sinyal positif.
Misalnya inflasi yang rendah di tahun 2009 lalu (2,78%), nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang stabil di Rp 9.500 serta suku bunga Bank Indonsia yang berada di titik 6,5%, membuat prediksi penjualan itu ditelurkan.
Bahkan, “Kalau tidak ada gonjang-ganjing politik dan semuanya stabil, saya yakin bisa 600 ribu unit. Tetapi, kalau pemerintah tetap memberlakukan sejumlah kebijakan yang kurang mendukung, saya rasa hanya 560 ribu unit,” tuturnya.
Kebijakan yang dianggap bakal menghambat itu salah satunya adalah penerapan pajak progresif. Yaitu pajak yang dikenakan pada wajib pajak secara bertingkat bila memiliki mobil lebih dari satu. “Bisa jadi pengusaha travel atau taksi dan sejenisnya akan kesulitan,” tutur penggemar Golf ini.
Kalau Bambang terlihat lebih optimis, Johnny Darmawan sedikit konservatif. “Saya optimis pasar otomotif (mobil) tahun ini bisa berkembang lagi dari tahun lalu. Saya prediksi bisa mencapai 550-560 ribu unit atau 15% dari 2009,” tutur presiden direktur PT Toyota Astra Motor itu di sela peluncuran Toyota Dyna, Senin (11/1).
Tahun ini, Hatchback baru akan dijual | Komersial berharap dari 100 hari program pemerintah |
Tetapi, persis Bambang, ia juga mensyaratkan selama penerapan pajak progresif tidak dilakukan dan kondisi politik juga stabil. “Kalau kedua faktor tersebut terjadi, target itu bisa saja malah jadi turun.”
Meski begitu, ia masih optimis kalau pasar mobil penumpang dan mobil niaga bakal lebih tinggi. Khusus di komersial sendiri ia lihat akan ada peningkatan.
“Kan sekarang (market share) ada di 12-14%-an, mungkin akan ada peningkatan ke 16-17%-an. Mengingat program 100 hari kabinet baru yang mencanangkan akan mengembangkan infrastruktur dapat berimbas ke kendaraan komersial,” tutur The Best CEO 2009 dari salah satu majalah bisnis di Indonesia itu.
Soal kenaikan penjualan ini juga diprediksi Wiwie Kurnia, ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI). Menurutnya total asset pembiayaan tahun ini bisa mencapai Rp 200 triliun. “Prediksinya bila sepeda motor terjual 6 juta unit dan mobil sekitas 580-600 ribu unit,” tuturnya saat dikontak, Senin (11/1).
Walau demikian, seperti juga Bambang dan Johnny, ia menyoroti bagaimana pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan. Sebab, penggemar sepeda ini menyebutkan kalau sesungguhnya pemerintah punya dua fungsi dalam penyelenggaraan negara.
“Fungsi pertama itu pemerintah melarang-larang dan kedua mendorong. Nah, keduanya harus punya alasan yang jelas. Misalnya, soal penerapan pajak progresif, itu kan ‘melarang’ orang beli mobil. Tapi harus jelas, alasannya apa?” sergahnya.
Kalau persoalannya adalah menghentikan kemacetan dan penghematan, apakah dengan pajak progresif itu bisa memecahkan masalah.
“Itu yang mesti dilihat. Kalau diterapkan, saya rasa penjualan mobil bisa kurang dari 580 ribu unit. Kalau begitu, malah pendapat pajaknya menjadi kurang,” tukas lelaki kelahiran Purwakarta, Jabar ini.
Bagaimana pemerintah?
Penulis/Foto: Pj, Riz / Reza, Suzuki, Mitsubishi
Editor | : | Editor |
KOMENTAR