Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Halte Busway Moderen, Antisipasi Revitalisasi Transjakarta

billy - Minggu, 23 Desember 2012 | 14:19 WIB
No caption
No credit
No caption

No caption
No credit
No caption

Ke depan, Transjakarta memang akan terintegrasi dengan moda angkutan umum yang lain yakni Kopaja dan Metromini. Untuk meningkatkan kapasitas Transjakarta, diperlukan integrasi antara layanan Kopaja dan Metromini yang bersinggungan dengan Transjakarta dan memiliki frekuensi tinggi.

Untuk mewujudkan itu, Instistute for Transpormation & Development Policy (ITDP) selaku lembaga swadaya masyarakat telah melakukan paparan kepada Joko Widodo selaku Gubernur DKI Jakarta baru-baru ini.

“Konsepnya memang komprehensif. Dari desain Kopaja dan Metromini untuk menyesuaikan dengan halte busway yang lebih tinggi, rute yang dipilih, pengembangan halte hingga sistem operasi karena penumpang Kopaja dan Metromini tak perlu bayar lagi ketika transfer ke Transjakarta,” ujar Yoga Adiwinarto, Direktur ITDP.

Semua bertujuan untuk mewujudkan high capacity bus rapid transit (BRT) system di Jakarta yang dinilai saat ini masih terlalu rendah dibanding hal sama di kota Guangzhou (Cina) dan Bogota (Kolombia).

No caption
No credit
No caption

Untuk menambah kapasitas penumpang yang terangkut Transjakarta tersebut, salah satunya dengan membangun halte yang lebih besar dan modern. “Pengembangan halte modern itu termasuk dalam pengembangan infrastruktur station,” lanjut Yoga.

Halte itu, tambah pria berkacamata ini, perlu dikembangkan untuk dapat menampung jumlah frekuensi bus yang lebih banyak lagi. ‘Pengembangan halte diarahkan untuk penambahan jumlah bus yang dapat berhenti pada satu waktu, penambahan luas area tunggu untuk penumpang serta konsep sub stop untuk mempercepat naik turun penumpang,” lanjut alumni transportasi Leicester, Inggris ini.

Pengembangan halte GOR Sumantri Brojonegoro, Kuningan, menjadi contohnya. Di sini akan dibangun sub stop menjadi 2 dengan masing-masing 2 set pintu. Lalu jumlah bus yang dapat berhenti di halte pada satu waktu : 3 artic bus, 4 single bus, 6 medium bus. Kemudian panjang halte dari mulai loket hingga ujung menjadi 105 meter (sebelumnya hanya sekitar 30 meter).

Lalu juga akan dibangun pengembangan overtaking lane. Overtaking (mendahului) merupakan satu persyaratan dalam mengimplementasikan direct service. Adanya overtaking lane di Jalan HR Rasuna Said, maka jumlah jalur di area halte akan berkurang menjadi 3 lajur.


Dengan volume kendaraan per jam sebanyak 4.800 smp per jam per arah pada jam puncak, maka kapasitas 4.950 smp per jam per arah dengan 3 lajur masih mencukupi.

Pada halte busway modern itu justru lebih banyak terbuka ruangannya. Jadi tidak perlu memakai Air Conditioning maupun kipas angin. Karena sejatinya halte itu ada di ruangan terbuka dan terdapat pepohonan juga.

“Sudah bagus, dan memang seharusnya begitu, halte busway harus bagus, aman, dan nyaman untuk semua moda transportasi. Perluasan halte tersebut terkait dengan rencana integrasi angkutan umum nonbusway masuk ke jalur busway,” ujar Darmaningtyas, wakil ketua Masyarakat Transportasi Indonesia.

Tyas yang memang setiap hari naik Transjakarta memang senang melihat beberapa halte seperti di Harmoni dan halte stasiun Kota sedang diperpanjang dan renovasi. “Ini menunjukkan Pemprov tanggap akan kebutuhan transportasi yang mendesak dan dinamis,” sebut Tyas. (mobil.otomotifnet.com) 


Editor : billy

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa