Mungkin polisi lalu lintas dan satuan tugas Transjakarta sudah capek mengatasi pengendara motor dan mobil yang melaju di jalur busway. Tapi, sebentar lagi, tugas itu akan menjadi lebih ringan.
Itu setelah beberapa ruas jalur busway dipasang separator lebih tinggi yang tidak memungkinkan pengendara motor dan mobil bisa melintasinya. “Ya, tujuannya untuk mensterilkan jalur busway. Salah satu alasan Transjakarta tidak bisa tepat waktu karena jalurnya belum bisa steril,” ujar Ir Udar Pristono, MSi, Kadishub DKI Jakarta.
Separator ini boleh dibilang modifikasi dari yang telah dipasang di koridor Jatinegara - Pulau Gebang, Jakarta Timur. Di Jatinegara, separator sudah 50 cm tetapi berbentuk polos. Sedang model baru ini dengan corak warna kuning dengan kawat, berukuran tinggi 50 cm dan panjang 75 cm.
Menurut Pristono, desain separator ini diadopsi dari Guangzhou, Cina. Sudah mempertimbangkan faktor safety. “Kan tujuannya agar tidak ada kendaraan bisa melintas. Kalau tidak coba-coba melewatinya ya aman saja tentunya,” ungkapnya.
Menurut Darmaningtyas, Ketua INSTRAN (Institut Studi Transportasi), pemasangan separator yang lebih tinggi dan cenderung membahayakan itu sah-sah saja. “Tujuan utamanya kan agar tidak ada kendaraan yang menerabas. Asal tidak berbahaya buat Transjakarta sendiri ya tidak ada masalah,” kata Tyas.
Namun Tyas mengharapkan agar upaya sterilisasi jalur busway diikuti populasi Transjakarta yang memadai. “Kalau tahun 2013 benar-benar jalur busway steril, tapi busnya enggak nambah kan jadi sia-sia. Saya dukung Metromini, Kopaja yang direvitalisasi boleh melintas di jalur busway,” sebut Tyas. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR