Sumber masalahnya adalah pada transponder Desmosedici. Dengan bermasalahnya transponder ini, program di ECU jadi tidak sinkron dengann posisi aktual Crutchlow. Fitur ini mengontrol traksi dan mencegah wheelie, sehingga performa lebih optimal dikail pada semua bagian sirkuit. Meski ada larangan pakai GPS, masih ada cara lain untuk mengidentifikasi lokasi motor di sirkuit.
"Kami tidak kehabisan bahan bakar, kami masih punya sisa banyak di akhir lomba. Tetapi sesuatu berhubungan dengan transponder rusak setelah 5 lap. Ini adalah masalah Magneti Marelli. Motor enggak sinkron lagi. Pada tikungan terakhir, dikiranya aku ada di tikungan pertama, dan setiap lap berubah-ubah. Jadi setiap kali aku melewati garis start/finish dikiranya aku ada di lokasi berbeda," paparnya.
"Elektronik benar-benar ngaco setelah lap 5 sampai balap habis, jadi aku cukup kaget masih bisa kompetitif pada enam atau tujuh lap terakhir," lanjutnya.
"Pada tikungan terakhir balapan, motor benar-benar mati. Tapi bisa hidup lagi dan aku bisa membawanya melewati garis finish, tapi rasanya seperti melewati trek lurus dengan limiter pit lane. Untungnya aku punya jarak cukup jauh dengan rider di belakangku," serunya.
Menurut Crutchlow, ini bukan kesalahannya maupun Ducati karena memang disebabkan masalah elektronika. (otosport.co.id)
Editor | : |
KOMENTAR